https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Ekspor Cangkang Sawit Berkurang Drastis, ini Sebabnya

Ekspor Cangkang Sawit Berkurang Drastis, ini Sebabnya

Perwakilan KPPBC TMP C Bengkulu, Dadang. Foto: dok.


Bengkulu, elaeis.co - Meski pemerintah telah menurunkan tarif bea keluar (BK) cangkang sawit pada Januari 2022 lalu, ternyata kegiatan ekspor cangkang sawit di daerah tidak serta merta meningkat.

Bahkan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Bengkulu mencatat ekspor cangkang sawit melalui Pelabuhan Pulau Baai baru dilakukan sekali sepanjang tahun 2022 ini.

“Padahal pada tahun sebelumnya ekspor cangkang sawit melalui Pelabuhan Pulau Baai dilakukan hingga 4 sampai 5 kali,” kata Perwakilan KPPBC TMP C Bengkulu, Dadang, kemarin.

Menurutnya, minimnya ekspor disebabkan pasokan cangkang sawit yang berhasil dikumpulkan oleh sejumlah perusahaan penampung di daerah jumlahnya sedikit.

“Kita sudah datang ke pengusaha cangkang sawit di daerah, mereka bilang jumlah tonase cangkang sawit yang mau diekspor sedikit. Terpaksa cangkang sawit tersebut dikirim terlebih dahulu ke Sumatera Selatan sebelum di ekspor ke luar negeri,” ungkapnya,.

Dadang menjelaskan, rata-rata perusahaan pembeli cangkang sawit di Bengkulu merupakan kantor cabang. Sementara kantor pusat perusahaan berada di luar daerah seperti Sumatera Selatan. Alhasil, jika pasokan cangkang sawit yang berhasil dikumpulkan tidak banyak, maka akan dikirim ke kantor pusat terlebih dahulu sebelum di ekspor ke luar negeri.

“Jadi bukan tidak ada ekspor cangkang sawit. Ada, hanya saja melalui provinsi tetangga seperti Sumatera Selatan,” jelasnya.

Karena kegiatan ekspor dilakukan melalui provinsi lain, akibatnya penerimaan negara dari BK di Bengkulu menurun. Tercatat BK pada tahun ini baru mencapai Rp 1,7 miliar, lebih rendah dibandingkan awal tahun 2021 lalu yang tercatat mencapai Rp 7 miliar.

“Sedikitnya kegiatan ekspor di Bengkulu tentu saja mempengaruhi penerimaan BK di daerah,” katanya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Bengkulu, Surya Vandiantara menyebutkan, berkurangnya kegiatan ekspor cangkang sawit disebabkan oleh banyaknya pengusaha yang berebut untuk mendapatkan komoditas ini. Cangkang sawit sedang naik daun di luar negeri, bahkan permintaannya cukup tinggi di pasar dunia khususnya negara Jepang yang saat ini tengah menggenjot penggunaan sumber energi hijau.

“Permintaan cangkang sawit dari luar negeri cukup tinggi, jadi banyak pengusaha saat ini berebut untuk mendapatkan cangkang sawit. Pemain lama di bisnis ini tidak banyak mendapatkan pasokan lagi karena muncul banyak pemain baru,” tukasnya.

“Karena pemain di bisnis cangkang sawit bertambah banyak, akibatnya pasokan yang biasanya dikuasai oleh dua atau tiga perusahaan harus rela diambil oleh perusahaan lain. Apalagi kalau pemain baru itu lebih pintar melobi serta memberikan harga yang bagus,” tutupnya.

 

Komentar Via Facebook :