https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Dura Diterima di Program Bensa, Tapi...

Dura Diterima di Program Bensa, Tapi...

Ilustrasi biofuel. Foto: Neutron.co.id


Jakarta, Elaeis.co - Program bensin sawit (bensa) sudah mulai berjalan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan. Tak lama lagi, Provinsi Sumatera Utara pun bakal memproduksi bensa seiring akan dibangunnya Etalase Sawit oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Universitas Sumatera Utara (USU).

Direktur Utama PT Danu Arundaya Rajaswa Ulung (DARU), Muhamad Ferian, menyebutkan, program bensa di Etalase Sawit nantinya akan mengutamakan penyerapan tandan buah segar (TBS) produksi kebun sawit rakyat sebagai bahan baku utama.

Sebagai informasi, PT DARU adalah mitra yang akan menggarap program bensa dalam proyek Etalase Sawit tersebut.

"Dalam program bensa, tak ada keharusan kalau buah sawit yang dipakai harus dari varietas Tenera atau Dura. Keduanya bisa dipakai untuk diproses lebih awal di pabrik kelapa sawit (PKS) mini milik petani," katanya kepada Elaeis.co, Senin (17/1/2022).

Kata dia, untuk program bensa di proyek Etalase Sawit, petani sawit yang diikutkan sebagai pemasok adalah yang tergabung dalam Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE).

"Para petani yang selama ini masih pakai Dura bisa menjadi pemasok buah dalam program bensa," tegasnya.

Namun ia mengingatkan bahwa pelibatan petani penghasil TBS Dura hanya sementara. Sebab pihaknya tak ingin petani sawit swadaya malas atau enggan mengganti sawit Dura ke Tenera.

"Jadi, kesepakatan di kami itu begini. Yang sudah ikut PSR, silahkan jual buah sawitnya ke PKS. Yang masih menghasilkan Dura, silahkan jual buahnya untuk program bensa. Tapi nanti setelah punya dana yang cukup, atau suatu saat harus ikut PSR, maka petani harus ubah tanaman sawitnya dari Dura ke Tenera," paparnya.

"Kelak yang bisa memberikan suplai TBS untuk program bensa adalah dari bibit Tenera, bukan Dura," tambahnya.

Ferian yakin program bensa akan punya prospek bagus di masa depan meskipun harga jualnya masih tergantung pada harga BBM berbahan baku minyak bumi.

Ia lalu mengutip keputusan FIM Grand Prix World Championship (MotoGP) yang mewajibkan seluruh kendaraan balap peserta MotoGP untuk menggunakan 40% bahan bakar terbarukan pada tahun 2024 dan 100% pada tahun 2027.

"Artinya, ini bisa menjadi peluang bagi bensa dan mudah-mudahan berpengaruh baik pada kesejahteraan petani sawit, termasuk yang tergabung dalam SAMADE yang ikut dalam program bensa ini," katanya.

"Kalau kami sebagai investor, sudah siap menyediakan dukungan keuangan untuk membangun showcase pengolahan bensa di Etalase Sawit nanti," tutupnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :