Berita / Nasional /
Dunia Ikut Menikmati Berkah Sawit Indonesia
Direktur PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung. Foto: tangkapan layar
Jakarta, elaeis.co - Minyak sawit Indonesia menguasai pangsa pasar minyak nabati di Uni Eropa (Europe Union-EU) pada tahun 2021. Bersaing dengan minyak kedelai, bunga matahari, dan rapa (rapeseed), minyak sawit mendominasi kurang lebih 60% pasar minyak nabati di benua biru.
Direktur PalmOil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Tungkot Sipayung, mengatakan, besarnya impor minyak sawit sebenarnya memberikan tambahan pendapatan bagi EU. Mereka melakukan hilirisasi sawit untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan dan biodiesel.
"Sejak tahun 2015 EU mendapatkan lebih kurang sebesar USD 32,8 miliar, itu dihasilkan dari impor minyak sawit yang mencapai 18,7% dari total impor ke kawasan itu," katanya dalam webinar Palm O’Corner dengan topik "Strategi Promosi dan Advokasi Sawit Indonesia di Dunia", Sabtu (17/9)
"Mereka tidak hanya makan sawit, tetapi menikmati pendapatan tambahan dan membuka lapangan kerja dari hilirisasi sawit. Jadi, nggak mungkin Eropa akan menolak sawit, bakal rugi sendiri," tambahnya.
Selain EU, Tiongkok, Pakistan, India, dan Pakistan juga mengimpor minyak sawit cukup besar dari Indonesia. Sekitar 17% dari impor Tiongkok adalah minyak sawit. Sementara India porsinya 16,7% dari total impor dan Pakistan 10,1%.
"Banyaknya peminat menunjukkan bahwa minyak sawit itu penting untuk dunia. Dan Indonesia tidak mau menikmati sendiri, tidak eksklusif tapi inklusif," tukasnya.
"Kehadiran minyak sawit menguntungkan bagi negara kaya maupun negara miskin. Oleh sebab itu, jangan pernah memandang sawit dan turunannya secara sempit," tambahnya.
Dunia juga harus berterima kasih pada sawit karena kehadirannya bisa menahan laju kenaikan harga minyak nabati. Jika tidak ada minyak sawit, harga kedelai di Amerika Serikat diperkirakan naik satu setengah kali dari harga sekarang. Sementara di EU, minyak bunga matahari akan naik dua kali lipat dari yang sekarang.
Dia juga menekankan bahwa minyak sawit adalah minyak nabati yang paling terjamin kualitasnya.
"Mana ada minyak nabati yang memiliki sertifikasi keberlanjutan secara internasional seperti sawit. Sampai saat ini kedelai belum punya sistem sertifikasi seperti yang dimiliki sawit," tandasnya.
"Hampir 56% minyak sawit bersertifikasi di pasar global dihasilkan dari Indonesia. Nah, itu artinya Indonesia lebih baik dari pada Eropa," pungkasnya.






Komentar Via Facebook :