Berita / Kalimantan /
Dua Perusahaan Sawit di Paser 'Pinang' Enam KUD, ini Manfaatnya Buat Petani
Perkebunan kelapa sawit di Paser. foto: ist.
Tana Paser, elaeis.co - Kemitraan antara pabrik kelapa sawit (PKS) dengan petani swadaya di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, terus meningkat.
Sejauh ini sudah terjalin enam kemitraan PKS dengan petani swadaya lewat koperasi unit desa (KUD). Satu kemitraan dijalin KUD dengan PKS PT Borneo Indah Marjaya (BIM) dan kemitraan lainnya dengan PT Buana Wirasubur Sakti (BWS).
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (disbunnak) Paser, Djoko Bawono mengatakan, PT BWS adalah PKS yang paling getol menjalin kemitraan dengan KUD petani swadaya.
Perjanjian kerja sama kemitraan terakhir diteken PT BWS dengan KUD Sumber Makmur Desa Kendarom, Kecamatan Kuaro, Senin 5 Juni 2023. "Kemitraan yang dijalin adalah jual beli TBS. Kontraknya berlaku selama tiga tahun," ungkapnya lewat keterangan resminya.
Sebelumnya, 17 April lalu, PT BWS menjalin kemitraan dengan KUD Rukun Karya Desa Suliliran Baru, Kecamatan Pasir Belengkong. "Kemitraan adalah amanat Permentan Nomor 01/Permentan/Kb.120/1/2018 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun dan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata Niaga dan Pembatasan Angkutan Buah Sawit," paparnya.
Dia menegaskan, Pemkab Paser sangat mengapresiasi keterbukaan pihak PKS yang bersedia bermitra dengan petani. Dengan menjalin kemitraan, otomatis PKS akan memberikan pendampingan budi daya kepada anggota KUD. "Kemitraan inilah yang selalu disuarakan asosiasi petani kelapa sawit di berbagai kesempatan," tukasnya.
"Dengan adanya kemitraan, petani sawit tidak lagi khawatir harga TBS anjlok dibeli pabrik, apalagi kalau harga minyak sawit atau CPO dunia anjlok. Dengan terjalinnya kemitraan maka ada jaminan harga TBS yang dijual ke perusahaan sesuai dengan harga penetapan Pemerintah Provinsi Kaltim," tambahnya.
Selain kemitraan jual beli TBS, diharapkan akan terbangun kemitraan lainnya antara perusahaan dengan koperasi petani. "Bisa saja kemitraan penyediaan pupuk. Untuk menutup biaya yang dikeluarkan perusahaan, nanti dipotong dari hasil penjualan TBS petani," bebernya.
"Ke depannya kami terus mendorong dijalin lagi empat kemitraan antara petani dengan empat perusahaan, yakni PT CBSS, PT Pucuk Jaya, PT BWS, dan PT HSS," tambahnya.
General Manager PT BWS, Agus Salim mengatakan, tujuan utama kemitraan adalah agar panen sawit dari kebun petani dihasilkan sesuai dengan good agriculture practice (GAP).
Kedua belah pihak akan mendapatkan manfaat dari kemitraan. Petani mendapatkan pendampingan untuk memperbaiki produksi, sedangkan PKS mendapat pasokan TBS berkualitas tinggi.
"Kita berharap PKS dan petani lainnya menjalin pola kemitraan untuk menjamin harga TBS petani. Dengan bermitra, harga TBS tidak terpengaruh dengan gejolak di pasar global. Walaupun harga pasaran turun, yang digunakan PKS tetap harga ketetapan pemerintah," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :