Berita / Sumatera /
Disbun Riau Berupaya Pertahankan Eksistensi Karet di Tengah Gempuran Sawit
Petani di Indragiri Hulu, Riau, bersiap menanam sawit di kebun karetnya. foto: Hamdan
Pekanbaru, elaeis.co – Dinas Perkebunan (Disbun) Riau menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan komoditas karet di tengah semakin menggiurkannya budidaya sawit.
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Riau, Defris Hatmaja, mengungkapkan bahwa perlu usaha ekstra untuk mempertahankan karet sebagai salah satu komoditas utama di Riau.
Riau dikenal sebagai daerah dengan perkebunan sawit terluas di Indonesia. Pada tahun 2023, terjadi peningkatan signifikan luas lahan sawit di Riau, dari 4,3 juta hektar menjadi 4,8 juta hektar. Menurut Defris, meningkatnya luas perkebunan sawit di Riau disebabkan banyak petani yang mengalihfungsikan kebun karet menjadi sawit.
Baca juga: Jelang Penetapan Disbun, Sejumlah PKS di Riau Naikkan Harga TBS
"Alih fungsi lahan semakin marak. Harga karet yang saat ini sangat rendah mendorong banyak petani beralih ke sawit," ungkapnya, kemarin.
"Ini menjadi tantangan bagi kami untuk mempertahankan karet, mengingat Riau merupakan produsen karet terbesar ketiga di Indonesia," imbuhnya.
Dalam menghadapi tantangan ini, Disbun Riau berupaya melakukan berbagai langkah strategis untuk mendukung petani karet dan memastikan komoditas ini tetap bertahan dan berkembang di tengah ekspansi perkebunan sawit.
"Salah satunya kita berupaya untuk membuat harga lebih bersaing dan meningkatkan nilai tambahnya melalui Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB)," jelasnya.
Baca juga: Ditetapkan Disbun Naik, Sejumlah PKS di Riau Malah Turunkan Harga TBS
Dengan adanya UPPB, maka petani karet disatukan dalam menjual hasil kebunnya. "Dengan demikian petani lebih berdaya saing jika dibandingkan menjual sendiri karetnya. Kita juga bisa mengontrol kualitas karetnya," tambahnya.
Saat ini UPPB ini baru diterapkan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) dan para petani sudah mulai memproduksi produk turunan dari karet. "Seperti seal karet," sebutnya.
"UPPB di Kuansing ini akan kita terapkan di beberapa kabupaten lain penghasil karet di Riau," tambahnya.
Baca juga: Rapat Penetapan Indeks K di Disbun Riau Sempat Memanas, Begini Hasilnya
Menurutnya, komitmen Disbun Riau meminimalisir alih fungsi lahan didasari fakta bahwa karet alam memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh karet sintetis. "Karet sintetis banyak tersedia di pasaran. Namun karet alam memiliki fleksibilitas yang tidak dapat disamai oleh karet sintetis," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :