Berita / Lingkungan /
Diperkirakan Ada 1.500 Lembar SKT di TNTN
Kantor seksi SPW1 TNTN di Pelalawan dicoret-coret. (Istimewa)
Pekanbaru, elaeis.co - Meski sudah ditetapkan sebagai kawasan konservasi Taman Nasional, namun perambahan di Tesso Nilo justru masih terus meningkat. Saat ini dari total luasan 83.000 hektare lebih, ada 40.000 hektare sudah dirambah mejadi perkebunan kelapa sawit.
Diduga perambahan justru dilakukan oleh sebagian masyarakat desa yang tak jauh dari wilayah tersebut. Dugaan ini mencuat setelah petugas mengamankan seorang warga yang tengah menggarap lahan di kawasan TNTN itu. Malah warga tersebut memiliki Surat Keterangan Tanah (SKT) dari Kepala Desa Air Hitam, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Belakangan, diduga ribuan hektare lahan telah dilengkapi SKT. Dari pengakuan Kepala Desa Air Hitam, Tansi Sitorus sudah ada sekitar 1.500 SKT yang telah diterbitkan.
"Pengakuan Kelapa Desa Air Hitam, ada 1.500 SKT yang telah diterbitkan. Rata-rata luasan lahan sekitar 1-2 hektare tiap SKT," ujar Kepala Balai TNTN, Heru Sutmantoro dikonfirmasi elaeis.co, Jumat (30/9).
Meski begitu, Heru belum dapat memastikan apakah SKT itu juga telah diperjual belikan. Namun ia memastikan bahwa penerbitan SKT telah menyalahi aturan. Sebab berada dalam kawasan hutan.
Mengetahui perihal ini sebelumnya Heru juga telah melayangkan imbauan agar Kepala Desa Air Hitam tidak lagi menerbitkan bahkan mencabut SKT tersebut. Buntutnya ratusan massa mendatangi kantor seksi SPW1 Balai Tanam Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang berada di Desa Lubuk Kembang Bunga.
Bahkan kantor juga dicoret-coret yang diduga dilakukan oleh massa tersebut.
"Meski ada tekanan-tekanan, tetapi kami akan terus maksimal melakukan pencegahan dengan patroli di dalam hutan setiap hari," tandasnya.







Komentar Via Facebook :