https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Dipelototi LSM, PKS Jadi Pilih-pilih TBS

Dipelototi LSM, PKS Jadi Pilih-pilih TBS

Sejumlah perusahaan sawit di Subulussalam dan Aceh Singkil mengingatkan para penyuplai agar tak menjual TBS dari kebunan sawit di kawasan hutan. (Dok. Netap Ginting)


Subulussalam, Elaeis.co - Sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, mengeluarkan surat himbauan kepada para penyuplai agar tidak menjual tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kawasan hutan lindung, hutan produksi, atau suaka margasatwa.

Pemilik CV Mandiri Aman Sentosa (MAS), Ir Netap Ginting, termasuk salah satu pemasok TBS yang mendapat surat tersebut.

"Surat itu dari sejumlah PKS di Subulussalam dan Singkil yang selama ini menerima TBS dari saya dan beberapa pemasok lain," katanya kepada Elaeis.co, Senin (20/9/2021).

Dari sumber-sumber internal perusahaan itu Netap mendapat kabar kalau surat himbauan muncul setelah beberapa waktu lalu ada sebuah LSM dari Norwegia melakukan investigasi secara diam-diam ke Singkil dan Subulussalam.

"Lupa saya nama LSM-nya. Kalau tak salah ingat saya, namanya Norway Forest," ungkapnya.

Menurutnya, hasil investigasi LSM itu menemukan ada sejumlah perusahaan sawit lokal yang memiliki sebagian kebun sawit di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan hutan Rawa Singkil.

"TNGL kan mengelilingi Kota Subulussalam. Kita tahu sendiri kan kalau TNGL adalah kawasan hutan lindung. Sementara hutan Rawa Singkil ada di Singkil dan itu merupakan hutan margasatwa," bebernya.

Dampaknya, perusahaan dan PKS jadi khawatir CPO yang mereka produksi tak dibeli perusahaan yang lebih besar atau eksportir.

"Perusahaan raksasa sawit kayak Sinar Mas dan yang lainnya sudah mengingatkan kalau mereka tak menerima TBS atau CPO dari perkebunan yang ada di dalam kawasan hutan," kata Netap.

Tak hanya itu, pemasok pun diminta oleh PKS agar tak menjual TBS dari perkebunan sawit yang HGU-nya bermasalah secara hukum.

"Jadi, selain karena tak ingin disoroti LSM Norwegia itu, mereka pun rupanya ingin meraih sertifikasi ISPO dan RSPO. Perusahaan-perusahaan itu ingin kami menerapkan prinsip NDPE, no deforestation, no peat atau tidak bersumber dari lahan gambut, dan no explotation," jelasnya.

Netap menjamin perusahaan miliknya tak pernah menjual TBS dari kebun sawit yang ada dalam kawasan hutan. 

"TBS yang saya beli punya petani anggota APKASINDO Subulussalam. Jadi, saya kenal betul petaninya, kenal betul di mana kebun sawit mereka. Kan saya Ketua APKASINDO Subulussalam," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :