https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Daerah Sentra Sawit ini Tak Nikmati PAD dari Ekspor CPO

Daerah Sentra Sawit ini Tak Nikmati PAD dari Ekspor CPO

Petugas bea cukai mengawasi pengapalan CPO di pelabuhan. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPPBC TMP C) Bengkulu belum mencatat adanya kontribusi ekspor minyak sawit (CPO) terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Bengkulu.

Kepala KPPBC TMP C Bengkulu, Ardhani Naryasti mengatakan, selama ini ekspor melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu didominasi oleh batu bara dan cangkang kelapa sawit.

"Ekspor CPO di Bengkulu nihil, hanya ada pengiriman domestik ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang dan Tanjung Priok di Jakarta. CPO kemudian dieskpor melalui dua pelabuhan itu," kata Ardhani, kemarin.

Menurutnya, karena eksportir mengumpulkan CPO asal Bengkulu di Pelabuhan Teluk Bayur dan Tanjung Priok, maka yang mendapatkan pajak dan retribusi adalah Sumatera Barat dan Jakarta.

"Kita sedih melihat kenyataan ini. Kita yang memproduksi, tapi daerah lain yang menikmati pendapatan dan namanya," ujarnya.

Oleh sebab itu, dia berharap ekspor CPO bisa dilakukan langsung dari Bengkulu. "Supaya daerah ini bisa mendapatkan pendapatan dari kegiatan ekspor," jelasnya.

Dia lantas mencontohkan penerimaan bea keluar dari kegiatan ekspor cangkang kelapa sawit di Pelabuhan Pulau Baai. Pada tahun 2022, penerimaan bea keluar di Bengkulu mencapai Rp 5,6 miliar atau tumbuh 161,58 persen dari target sebesar Rp 3,46 miliar.

"Kalau CPO juga diekspor di Bengkulu, maka penerimaan bea keluar akan lebih besar lagi," tutupnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :