Berita / Nasional /
CPO Ikut Dorong Surplus Neraca Dagang, Sayang Harganya Melorot
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto. Foto: Ist.
Jakarta, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia sepanjang Agustus 2022 mengalami surplus sebesar USD 5,76 miliar. Capaian tersebut melebihi surplus di bulan Juli sebesar USD 4,22 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, surplus terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dari pada nilai impor.
"Nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2022 sebesar USD 27,91 miliar, sementara impor USD 22,15 miliar," katanya dalam penjelasan resmi BPS.
"Nilai ekspor Agustus naik 9,17 persen dibanding ekspor Juli. Sedangkan jika dibanding Agustus 2021, nilai ekspor Agustus 2022 naik sebesar 30,15 persen," tambahnya.
Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia periode Januari-Agustus 2022 mengalami surplus USD 34,92 miliar, meningkat dibanding periode yang sama di 2021 yang surplus USD 20,71 miliar.
Menurutnya, komoditas penyumbang ekspor terbesar adalah minyak sawit (CPO) dan turunannya, besi dan baja, serta mesin dan perlengkapan elektronik. Ekspor nonmigas Agustus 2022 mencapai USD 26,19 miliar atau naik 8,24 persen dibanding Juli 2022.
Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati mengalami peningkatan ekspor nonmigas terbesar pada Agustus 2022, mencapai USD 904,7 juta atau naik 25,40 persen dibanding Juli 2022.
Meski ekspor meningkat, harga CPO justru mengalami penurunan. Pada Agustus 2022 harga CPO tercatat sebesar USD 1.026/MT. Harga tersebut turun 2,90 persen dibandingkan Juli 2022 dan turun 10,15 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai USS 1.142/MT.
"Harga beberapa komoditas di tingkat global mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Selain minyak kelapa sawit, penurunan harga juga dialami bijih besi, nikel, dan minyak mentah," sebutnya.






Komentar Via Facebook :