Berita / Bisnis /
Cerita Bisnis Brondolan Nan Menggiurkan Kota Baharu
Brondolan milik Yudi yang siap untuk diantar ke pabrik. foto: dok. pribadi
Aceh Singkil, elaeis.co - Sudah dua tahun terakhir Yudi Siswandar mengenal Pabrik Brondolan. Kalau tidak ke Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh, dia mengantar brondolan yang dia kumpul, ke Langkat, Sumatera Utara (Sumut).
"Di Langkat harga perkilogramnya Rp4.000. Hari ini turun Rp50. Sementara di Penanggalan masih di angka Rp3.520," cerita lelaki 43 tahun ini saat ngobrol dengan elaeis.co tadi malam.
Harga di atas kata ayah tiga anak ini masih ada variasinya. Yang Rp4000 ribu itu harga kualitas super dengan sample di atas 70%. Artinya, buah matang musti di atas 70%.
Tumpukan brondolan yang akan dijual. Tiap hari Yudi sanggup mengirim satu truk brondolan ke pabrik. foto: dok. pribadi.
Sementara di bawahnya, ada harga KW1 Rp3.800 dengan sample antara 50%-69%. Lalu KW2 Rp3.600 dengan sample kurang dari 50%.
Baca juga: Pilihan Ketiga Petani Sawit
"Ngambil sample nya di pabrik. Di ambil per sekop di beberapa titik yang ada di mobil. Dari hasil pengambilan satu sekop inilah nanti dihitung persentase sample tadi," terang warga Gampong Sumber Mukti Kecamatan Kota Baharu, Kabupaten Aceh Singkil ini.
Tiap hari kata lelaki 43 tahun ini, dia bisa mengantar satu truk brondolan. Beratnya antara 10 hingga 11 ton. Untungnya lumayan.
Sebab harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani di Kota Baharu, cuma dihargai Rp1700 oleh pabrik komersil. Harga ini, masih jauh di bawah harga penetapan Dinas Perkebunan provinsi.
Yang membikin Yudi miris, di Kota Baharu enggak ada istilah harga berdasarkan umur tanaman. Semua dipukul rata. Mau buah pasir atau buah super, harganya sama saja di bikin oleh 4 Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kota Baharu.
Kondisi inilah yang membikin orang-orang di Kota Baharu kata Yudi, mulai melirik PKS Brondolan. Soalnya, kalau 1 ton buah super --- Berat Janjangan Rata-rata (BJR) di atas 10 kilogram --- saja, bisa menghasilkan Rp750 kilogram.
"Jadi, kalau 1 ton buah super duitnya hanya Rp1,7 juta. Bila dijadikan brondolan, duitnya sudah lebih dari Rp2,96 juta. Itu kalau harga brondolan Rp3.950," Yudi merinci.
Yudi tak menampik kalau sekitar 3.500 hektar kebun sawit swadaya di Kota Baharu, tidak langsung beralih ke brondolan. Soalnya, masih banyak petani yang 'terikat' dengan pengepul. Kebiasaan petani yang ingin serba praktis juga menjadi masalah berikutnya.
Padahal kalau petani mau kata Yudi, nunggu tiga hari, brondolan buah yang dipanen sudah rontok. Biar harga bisa masuk super atau KW1 maupun KW2, buah tinggal dicampur dengan hasil panen baru. Kepada petani, Yudi membeli antara Rp2.800 hingga Rp2.900 per kilogram brondolan.






Komentar Via Facebook :