https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Cerita 'Bayi Ajaib' dan Kebun Sawit Ratusan Perusahaan di Label 'Haram' itu

Cerita

Penampakan tulisan terkait status kebun PT. Torganda. foto: net


Paparan setebal 23 lembar itu sudah beredar kemana-mana, bahkan ke sejumlah whatsapp group pegiat sawit. Ini kelihatan dari group yang diikuti oleh awak elaeis.co.

Kenapa dibilang paparan? Lantaran lembaran yang dilengkapi logo milik BUMN, Perkebunan Nusantara dan PTPN4 itu, berisi perkembangan tahapan komersialisasi aset PT. Agrinas Palma Nusantara (APN), minggu kedua April 2025. 

Paparan itu; "Disampaikan dalam; meeting lanjutan dengan Wakil Menteri BUMN pada Sabtu 12 April 2025". Begitulah yang tertulis di lembar pertamanya. 

Belum ada penjelasan siapa yang membuat dan kemudian memaparkan isi lembaran tersebut, apakah manajemen Agrinas atau Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas-PKH). 

Nama terakhir ini mau tak mau terbawa-bawa dalam tulisan ini lantaran telah santer cerita dan kenyataan di lapangan bahwa lahan-lahan kebun kelapa sawit milik perusahaan yang terindikasi berada dalam kawasan hutan, sebahagiannya telah dipasangi plang oleh Satgas PKH sebagai tanda lahan itu diambil alih oleh Negara dan kemudian diserahkan kepada Agrinas. 

Satgas ini nongol dan bekerja setelah Presiden Prabowo meneken Peraturan Presiden (Perpres) nomor 5 tahun 2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan pada 21 Januari 2025 lalu. 

Soal pengambilalihan lahan kebun kelapa sawit ini pula lah yang nampak dalam lembaran tadi. Ada 1.019.086,65 hektar lahan kebun kelapa sawit milik sejumlah perusahaan yang bakal berubah menjadi aset Agrinas. 

 

Dari luasan sebanyak itu, 602.502,35 hektar kebun sudah verifikasi, sisanya dalam proses. 

Luasan yang telah verifikasi tadi, 221.868 hektar masuk dalam penyerahan tahap satu. Lahan kebun sawit itu tadinya milik Duta Palma Group. 

Lalu penyerahan lahan kebun sawit tahap kedua oleh Satgas PKH, luasnya mencapai 216.997,75 hektar. Sisanya seluas 163.636,6 hektar, belum diserahkan. 

Itulah rincian total 1.019.086,65 hektar tadi. 

Yang membikin menarik, sebetulnya total luasan penyerahan tahap kedua tadi bukan 216.997,75 hektar, tapi justru 228.439,57 hektar. Lho? 

Sebab rupanya, ada juga ketemu kelebihan luasan kebun perusahaan seluas 11.441,82 hektar. Ini juga menjadi bagian dari yang diambil alih. 

Pertanyaan berikutnya yang kemudian muncul, dimana saja areal penyerahan tahap kedua ini berada dan milik siapa saja? 

Masih dalam paparan tadi, semua areal penyerahan tahap kedua itu berada di sembilan provinsi. Mulai dari Riau seluas 6.988,47 hektar, Jambi 12.357,12 hektar, Sumatera Utara (Sumut) 8.210,99 hektar, Sumatera Selatan (Sumsel) 9.406,99 hektar, Sumatera Barat (Sumbar) 3.897,44 hektar, Kalimantan Barat (Kalbar) 15.222,87 hektar, Kalimantan Tengah (Kalteng) 125.073,37 hektar, Kalimantan Selatan (Kalsel) 9.717,73 hektar dan Kalimantan Barat (Kalbar) 15.222,87 hektar. 

Hanya saja, dari luasan 228.439,57 hektar tadi, kebanyakan justru belum tertanam sawit, mencapai 134.965,58 hektar. Di Kalteng terdapat areal terbanyak yang belum ditanam, mencapai 93.308,35 hektar. Agar semua areal ini bisa tertanam, Agrinas butuh duit yang cukup besar. 

Lantas milik siapa saja tadinya lahan-lahan yang diambil alih itu? 

Best Agro Group. Menjadi perusahaan yang paling banyak lahannya diambil alih; 121.795,1 hektar. Lahan-lahan ini milik 12 anak perusahaannya yang tersebar di Kalteng. Satgas PKH membaginya dalam Kalteng 1 hingga Kalteng 6. 

Surya Dumai Group. Luas lahan 4.536,31 hektar. Lahan ini milik 8 anak perusahaannya yang tersebar di Kalteng, Riau dan Kalbar. 

Wilmar Group. Luas lahan 5.101,81 hektar. Lahan ini milik 3 anak perusahaan yang tersebar di Sumbar dan Sumsel. 

Musimas Group. Luas lahan 4.329,33 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaan nya di Sumsel. 

Incasi Raya Group. Luas lahan 1228,80 hektar. Milik satu anak perusahaannya di Sumbar. 

 

Rajawali Group. Luas lahan 10.692,23 hektar. Lahan ini milik 17 anak perusahaannya yang tersebar di Kalbar, Kalsel dan Kaltim. 

PTPN Group. Luas lahan 9.897,86 hektar. Lahan ini milik PTPN XIII --- kini berubah nama menjadi Regional 5 Palmco --- di Kaltim.

Gama Group. Luas lahan 2.908,5 hektar. Lahan ini milik 3 anak perusahaannya yang tersebar di Kalbar dan Kaltim.

KLK Berhad Group. Luas lahan 2.969,84 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Kaltim.

Goodhope Group. Luas lahan 1.006 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Kaltim. 

Salim Group. Luas lahan 6.441,37 hektar. Lahan ini milik 14 anak perusahaannya yang tersebar di Sumsel, Kalbar dan Kaltim. 

Minamas Group. Luas lahan 1.162,90 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Kalbar.

Duta Palma. Luas lahan 2.358,13 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Kalbar. 

Asian Agri Group. Luas lahan 1.419,5 hektar. Lahan ini milik 5 anak perusahaannya di Riau dan Sumut. 

Cargil Group. Luas lahan 152,18 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya yang berada di Sumsel. 

Sinar Mas Group. Luas lahan 528,73 hektar. Lahan ini milik 4 anak perusahaannya di Jambi dan Kaltim. 

Bakrie Group. Luas lahan 976,98 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Jambi. 

Makin Group. Luas lahan 1.046 hektar. Lahan ini milik dua anak perusahaannya di Jambi. 

Adaro Group. Luas lahan 653,50 hektar. Lahan ini milik satu anak perusahaannya di Kaltim.      

Bumitama Group. Luas lahan 394,21 hektar. Lahan ini milik dua anak perusahaannya di Kalbar. 

Sampoerna Group. Lahan seluas 32,45 hektar. Lahan itu milik dua anak perusahaannya di Kalbar. 

Astra Agro Group. Luas lahan 38,45 hektar. Lahan ini milik dua anak perusahaannya di Kaltim. 

Sisanya adalah milik 21 perusahaan non group. Di Riau ada PT. Agro Sarimas Indonesia 4.658,76 hektar. PT. Wonorejo Perdana 7.575,11 hektar di Sumut.

Di Jambi, ada PT. Batanghari Sawit Sejahtera 2.886,14 hektar, PT. Kirana Sakernan/Brahma Bina Bakti 3.354,93 hektar, PT. Sawit Mas Perkasa 1.893,16 hektar, PT. Citra Koperasindo Tani 617,96 hektar dan PT. Bintang Selatan Agro 842,97 hektar. 

PT. Preya Sawit Makmur 2.831,58 hektar, PT. Agro Inti Kencana Mas 2.727,59 hektar, PT. Senabangun Aneka Pertiwi 717,10 hektar, PT. Bumi Mulia Makmur 498,50 hektar dan PT. Tunas Prima Sejahtera 530 hektar. Kelimanya berada di Kaltim. 

Koperasi PT. Agro Borneo Corps 600,54 hektar di Kalsel.

 

Lalu, PT. Satria Multi Sukses 1.371,73 hektar, PT. Prakarsa Tani Sejati 1.190,10 hektar, PT. Rezeki Kencana 1.672,84 hektar, PT. Mempawah Permai Lestari 818,17 hektar dan PT. Mandiri Kapital Jaya 655,94 hektar. Kelimanya berada di Kalbar. 

Beruntung Agrinas. 'Bayi Ajaib' kayak dapat 'durian runtuh'. Sebab meski baru bertransformasi dari PT. Indah Karya menjadi PT. Agrinas Palma Nusantara pada 16 Januari 2025 lalu, dalam hitungan bulan sudah akan memiliki lebih dari satu juta hektar kebun sawit.

Luasan ini benar-benar akan mengalahkan 'abang'nya Palmco yang baru punya target akan punya kebun sawit sekitar 800 ribu hektar.   

Uniknya, walau lahan kebun sawit itu berada di kawasan hutan, perusahaan ini tak perlu pusing. Sebab Kehutanan sendiri yang mengasi lahan itu cuma-cuma. 

Beda dengan seniornya PTPN yang justru sempat kesandung hukum lantaran lahan kebun kelapa sawitnya ada yang berada di kawasan hutan. 

Dalam paparan tadi disebutkan, nantinya lahan yang didapat Agrinas, mayoritas akan dikelola sendiri, sekitar 4500 hektar dikerjasamakan, 2000-an hektar menjadi plasma dan 200-an hektar dihutankan kembali.

Sayang, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni tak kunjung menjawab pertanyaan terkait alasan Kehutanan menyerahkan lahan-lahan kebun sawit itu kepada Agrinas dan apakah status lahannya masih tetap kawasan hutan.

Termasuk lahan kebun Sawit PT. Torganda yang dalam Putusan Mahkamah Agung nomor 2642K/PID//2006 tanggal 12 Februari 2007, diserahkan kepada Kehutanan yang namun pada 25 April 2025 Kehutanan kemudian menyerahkan kebun sawit itu kepada Agrinas untuk dikelola.  



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :