Berita / Nusantara /
Cara Berikut Efektif Atasi Tiga Musuh Sawit
Kumbang tanduk (Shutterstock.com)
Rengat, Elaeis.co - Tikus, kumbang tanduk, dan ulat api, adalah tiga dari beberapa musuh utama yang kerap menghancurkan perkebunan sawit. Tidak hanya mengurangi produksi buah, tanaman juga bisa mati jika serangannya tidak segera ditanggulangi.
PT Tunggal Perkasa Plantations (TPP), perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, menggunakan agensia hayati atau musuh alami untuk mengatasi ketiga hama itu. “Ketiga pengganggu tanaman ini bisa menyebabkan kerugian besar,” kata Humas PT TPP, Hadi Sukoco, kepada Elaeis.co baru-baru ini.
Menurutnya, hama tikus adalah musuh yang paling umum di perkebunan kelapa sawit. Tikus menyerang semuanya, mulai bibit sawit, tanaman belum menghasilkan, tanaman menghasilkan, bahkan memakan serangga penyerbuk bunga sawit.
PT TPP memelihara burung hantu untuk membasmi tikus. “1.212 ekor induk burung hantu dilepasliarkan di areal 14 ribu hektar kebun PT TPP,” ungkapnya.
Agar burung hantu tidak kabur, perusahaan membuat banyak sangkar dari kayu. “Hasilnya terbukti efektif. Banyak ditemukan tulang tikus berserakan di bawah sangkar,” bebernya.
“Akhir tahun 2017 lalu pernah dilakukan sensus, ditemukan 104 ekor anak burung hantu dan 223 telur. Sekarang populasinya pasti lebih banyak,” imbuhnya.
Pengendalikan hama kumbang tanduk dilakukan sejak masa tanam kelapa sawit. Ada dua cara mengatasi hama ini. Ditangkap secara manual dengan memasang perangkap Ferotrap atau membunuh larvanya dengan memanfaatkan cendawan Metarhizium anisopliae.
“Menghadirkan musuh alami berupa cendawan cukup berhasil. Kumbang tanduk betina menghasilkan 200 telur setiap kali berkembang biak, semua akan mati jika ditaburi spora Metarhizium anisopliae,” katanya.
“Spora dicampur dengan jagung sebanyak 25 gram selama 14 hari. Selanjutnya dilumuri dengan tanah lalu ditabur di lokasi kumbang tanduk berkembang biak. Kumbang tanduk suka bersarang di kayu lapuk atau pohon kelapa sawit tumbang,” tambahnya.
Semua varietas kelapa sawit diketahui rentan terhadap serangan ulat api. Bagian yang diserang adalah daun tanaman dan bisa menyebabkan kerusakan hingga 40-80 persen. PT TPP mengendalikan hama satu ini dengan cara memperbanyak bunga Turnera atau awam disebut bunga pukul delapan dan ludah kucing. Predator atau pemangsa ulat api mendapatkan makanan dari bunga tersebut.
“Ulat api bersifat musiman. Serangannya akan kembali terulang pada fase berikutnya di tempat yang pernah terdeteksi ditemukan hama,” sebutnya.
Pengendalian ketiga hama tersebut tidak hanya dilakukan PT TPP untuk menyelamatkan tanaman sendiri, tapi juga kebun sawit di sekitar wilayah operasionalnya. “Tim laboratorium kami bekerja sama dengan petani swadaya di sekitar kebun perusahaan untuk mengendalikan dan memberantas hama kelapa sawit,” tukasnya.







Komentar Via Facebook :