https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

BUMDes Berkah Mulya Jaya Jadi Penerima RSPO Pertama di Lamandau

BUMDes Berkah Mulya Jaya Jadi Penerima RSPO Pertama di Lamandau

Pengurus BUMDes Berkah Mulya Jaya bersama manajemen PT SSMS Tbk. dan Ecogreen usai menerima Sertifikat RSPO. foto: dok. SSMS


Jakarta, elaeis.co - Pekebun sawit swadaya binaan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan PT Ecogreen Oleochemicals yakni BUMDes Berkah Mulya Jaya (BMJ) resmi mendapatkan sertifikat Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO).

 
Sertifikat RSPO Independent Smallholder (RISS) diserahkan langsung oleh Executive Director RSPO, Joseph De Cruz kepada Direktur BUMDes Berkah Mulya Jaya, Choirul Fuadi di event tahunan Roundtable Conference (RT) RSPO 2023 di Jakarta beberapa hari lalu.
 
Group Head Sustainability SSMS, Henky Satrio W menyampaikan bahwa BUMDes BMJ merupakan pekebun swadaya pertama di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, yang menerima sertifikat RSPO. “SSMS bersama Ecogreen akan terus mendorong dan memberdayakan agar lebih banyak lagi pekebun swadaya khususnya di Lamandau untuk terlibat dalam pasar sawit berkelanjutan melalui program sertifikasi RSPO,” katanya dalam penjelasan resmi perusahaan dikutip Senin (27/11).
 
Dia juga berharap kemitraan bersama Ecogreen bisa menjadi role model bagi pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan praktik perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan di kalangan pekebun. Tentunya hal ini akan berdampak positif  pada peningkatan taraf hidup petani dan sebagai upaya dalam perbaikan rantai pasok sawit yang bertanggung jawab dan dapat ditelusuri.
 
Sementara itu, Choirul Fuadi menyampaikan rasa syukur karena perjuangan tim ICS, tim pendamping, dan para petani, maka BUMDess BMJ akhirnya mendapatkan sertifikat RSPO. Dia menjelaskan bahwa BUMDes BMJ dalam perjalanan mendapatkan sertifikat ini, tidak luput dari dukungan kedua pendamping yakni SSMS dan Ecogreen, serta bantuan RSPO Smallholder Support Fund. "Kami berharap adanya peningkatan kesejahteraan pekebun ke depan, baik melalui skema insentif angka kredit RSPO, juga dengan manajemen kebun yang baik," tukasnya.
 
Menurutnya, target BUMDes BMJ ke depannya mengajak petani lainnya untuk bergabung dalam gerakan ini dan sertifikasi ISPO yang merupakan mandatory atau wajib dari pemerintah Indonesia paling lambat pada tahun 2025 yang akan datang. Ajakan itu juga untuk menjawab tantangan EUDR atau Undang-undang Deforestasi Uni Eropa.

“Harapannya akan ada lebih banyak petani yang bergabung dalam gerakan keberlanjutan ini. Saat ini ada sekitar 305 calon anggota baru dengan potensi luasan kebun sawit sekitar 1,100 hektar. Untuk mewujudkan hal ini, kami membutuhkan dukungan berbagai pihak, utamanya tidak hanya untuk sertifikasi RSPO tetapi juga ISPO yang merupakan mandatory dari pemerintah pusat," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :