https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Biaya Steking Lahan Sawit di Bengkulu Makin Mahal, Per Hektarnya Segini

Biaya Steking Lahan Sawit di Bengkulu Makin Mahal, Per Hektarnya Segini

Operator alat berat bekerja di kebun sawit. foto: ist.


Bengkulu, elaeis.co - Dalam beberapa tahun terakhir, biaya steking kelapa sawit di Bengkulu terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh makin tingginya permintaan akan jasa operator dan alat berat seiring massifnya pembukaan dan pembersihan lahan yang akan dijadikan kebun kelapa sawit.

Budi Santoso, seorang petani kelapa sawit di Bengkulu, mengatakan, para petani kelapa sawit di daerah ini menghadapi tantangan dalam mencukupi biaya yang cukup tinggi untuk proses steking. Biaya yang diperlukan mencapai angka sebesar Rp 6 juta per hektar.

"Proses steking merupakan tahapan penting dalam persiapan lahan untuk kebun kelapa sawit. Namun, biaya yang tinggi menjadi kendala bagi kami para petani," ungkapnya, Jumat (30/6).

Salah satu penyebab mahalnya biaya steking adalah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM). Selain pembelian BBM untuk keperluan alat berat, biaya steking juga meliputi gaji operator yang terlibat dalam proses tersebut. Pekerjaan steking memerlukan operator yang terampil dan berpengalaman untuk memastikan lahan dibuka dan dibersihkan secara efektif.

"Gaji operator menjadi salah satu faktor utama yang menambah beban biaya steking. Operator memiliki keahlian khusus dalam proses steking, mereka melakukan tugas yang sangat penting dalam membuka lahan dengan efisiensi tinggi," katanya.

Komponen biaya steking lainnya adalah sewa alat berat. Alat berat seperti traktor, bulldozer, dan ekskavator diterjunkan untuk membantu proses pembukaan lahan dengan cepat dan efisien. Namun, biaya sewa alat berat ini turut menambah beban finansial bagi para petani kelapa sawit. "Sewa alat berat tidak murah. Namun kami membutuhkannya agar proses steking dapat berjalan lancar," jelasnya.

Menurutnya, mahalnya biaya steking kerap menghambat niat petani memperluas kebun sawit. "Kami menghadapi kesulitan dalam menangani biaya steking yang terus naik. Kami perlu mencari solusi agar kegiatan usaha kami tetap berkelanjutan," ujarnya.

"Biaya steking yang tinggi dapat menghambat perkembangan industri kelapa sawit di Bengkulu. Kami perlu dukungan dan solusi agar petani dapat tetap bertahan dan berkembang," Edy Mashuri, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Bengkulu, menambahkan.

Para petani kelapa sawit di Bengkulu berharap adanya solusi yang dapat membantu mengurangi beban biaya steking yang tinggi. Misalnya pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait memberikan bantuan atau subsidi dalam pengadaan BBM, gaji operator, serta penyediaan alat berat yang terjangkau.

"Kami berharap pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu kami dengan memberikan subsidi atau solusi lainnya untuk mengatasi biaya steking yang semakin tinggi," pungkas Edy.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :