Jakarta, elaeis.co - Dalam Seminar Riset Peta Jalan Strategis untuk Percepatan Implementasi Bioetanol kemarin, Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (Ikabi) Tatang Hernas Soerawidjaja bahwa batang kelapa sawit dapat dijadikan sumber baru bioetanol. Sehingga limbah Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat dimanfaatkan dan menghasilkan bioetanol tadi.

"Batang sawit tua itu masih mengandung air gula sekitar 70 persen, pati dan lignoselulosa 30 persen. Bahkan tidak kalah dari tebu," kata Tatang.

Malah tiap hektarenya berpotensi menghasilkan 8,7-10,3 kiloliter. Sehingga jika dimanfaatkan maka potensinya pertahun bisa menghasilkan 5,6 juta kiloliter bioetanol. Angka ini setara dengan 70 pabrik bioetanol yang harus dibangun serta lebih dari cukup untuk mendorong program E5 seluruh bensin di Indonesia hingga 2030.

Saat ini program E5 atau campuran bioetanol 5 persen ke dalam bahan bakar minyak tengah didorong pemerintah melalui program Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi yang diluncurkan Presiden Jokowi November lalu.

Campuran bioetanol akan membuat emisi lebih bersih sekaligus meningkatkan nilai oktan.

Kadiv UMKM BPDPKS, Helmi Muhansyah mengatakan bahwa ini dapat mendukung tumbuhnya usaha baru bagi masyarakat. Namun perlu kolaborasi dengan tim riset yang menghasilkan teknologi produksi tetes sawit yang bisa diaplikasikan di skala UKM yang mudah murah ramah lingkungan.

"Ini juga bisa memberikan value bagi pekebun sawit," ujarnya kepada elaeis.co, Rabu (7/12).

Ia berharap jika ada riset yang bisa diaplikasikan ke skala UKM dapat menjadi pilot projek di perkebunan sawit khususnya yang sedang melakukan peremajaan. "Kami divisi UKMK BPDPKS siap kolaborasi dan full suport," tandasnya.