Tebo, elaeis.co - Rapat dengar pendapat (RDP) membahas harga tandan buah segar (TBS) sawit di DPRD Tebo, Senin (20/6), berlangsung singkat tapi panas. Wakil Ketua II DPRD Tebo, Syamsu Rizal, sempat emosi.

Selain Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Tebo, manajemen pabrik kelapa sawit (PKS) juga diundang menghadiri RDP yang digelar oleh Komisi II DPRD Tebo itu.

Namun dari 7 PKS yang diundang, hanya dua yang hadir. Yakni PT Tebo Indah (TI) dan PT Selaras Mitra Sarimba (SMS).

Minimnya kehadiran PKS itulah yang memantik suasana panas. Perusahaan dianggap tidak sensitif terhadap nasib petani sawit.

Belakangan ini petani di Tebo makin tersiksa lantaran sejumlah PKS tidak lagi menerima TBS dengan alasan pabrik sudah penuh. Namun ketika DPRD Tebo hendak mencari ujung pangkal permasalahan itu, ternyata banyak PKS tak menghadiri rapat.

Selain karena minimnya kehadiran,  Rizal yang akrab disapa Iday juga emosi lantaran pihak PKS yang hadir di rapat itu hanyalah selevel humas perusahaan yang tak bisa mengambil keputusan.

Anggota dewan juga menilai sikap dari pihak Disbun Tebo tidak menghormati pimpinan rapat.

Alhasil, RDP itu ditutup tanpa hasil apapun.

"Rapat dilanjutkan Selasa dengan 7 PKS plus PTPN VI. Kami minta manajer pabriknya hadir," kata Iday usai rapat kemarin.