https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Banyak Pengecer Nakal, Pupuk Subsidi Dijual Mahal

Banyak Pengecer Nakal, Pupuk Subsidi Dijual Mahal

Tumpukan pupuk di gudang milik Gapoktan Desa Rambah Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rohul. Foto: Yahya/elaeis.co


Pasir Pangaraian, elaeis.co - Petani di Desa Rambah Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, meminta pemerintah menindak para pengecer atau kios penyalur pupuk bersubsidi di daerah itu. Sebab, 

pupuk bersubsidi dijual dengan harga melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

"Harga HET pupuk bersubsidi jenis Phonska itu harganya Rp 175.000/zak, namun faktanya di lapangan masih ada oknum pengecer yang menjual Rp 276.000/zak," kata Mian, petani sawit di Desa Rambah Jaya kepada elaeis.co, Rabu (1/6).

Dijelaskannya, mahalnya harga pupuk subsidi jenis Phonska membuat anggota kelompok tani di daerah itu, khususnya petani sawit, kewalahan. 

"Sangat berat dengan harga tersebut, seharusnya para pedagang jangan mengambil keuntungan yang mencekik leher petani. Masalahnya, pupuk tersebut sudah mendapat subsidi dari pemerintah," jelasnya.

Menurutnya, para petani dengan kemampuan keuangan terbatas tidak bisa membeli satu jenis pupuk subsidi di kios pengecer.

"Petani mendapat jatah pupuk sebanyak 6 zak, masing-masing 3 zak Phonska bersubsidi, 2 zak pupuk TSP Kuda Laut bersubsidi, dan 1 zak NPK Kebo Mas non subsidi. Itu harus diambil satu paket. Kalau tidak mau, tidak boleh mengambil pupuk. Untuk 6 zak itu petani harus bayar Rp 1.660.000," bebernya.

"Itu sebabnya kenapa sekarang Gapoktan Desa Rambah Jaya pakai pupuk non subsidi, karena belinya harus satu paket," tambahnya.

Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu untuk secepatnya memberikan sanksi kepada pengecer pupuk nakal. "Sebab, tanpa pupuk Phonska, hasil panen kebun sawit kami tidak maksimal," sebutnya.

Anehnya, Bendahara Gapoktan Desa Rambah Jaya, Ahmad Sugiman, justru mengklaim tidak ada anggota yang keberatan soal harga pupuk tersebut.

"Tidak ada yang menjerit, dan kami sudah menjalankan harga itu sesuai dengan AD/ART yang ada. Di seluruh Indonesia, setahu kami tak ada yang namanya harga HET," katanya.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :