Berita / Kalimantan /
Armada Sawit Diblokade, DPRD Kutai Barat Mediasi Masyarakat dan Perusahaan
Jalan Trans Kaltim-Kalteng rusak parah di Bentian Besar. Foto: ist.
Sendawar, elaeis.co – Menyikapi blokade armada perusahaan sawit yang dilakukan masyarakat beberapa kampung di Kecamatan Bentian Besar, anggota DPRD Kutai Barat, Kalimantan Timur, turun ke lapangan dan menggelar mediasi. Rapat berlangsung di Rumah Lamin Kecamatan Bentian Besar dan dihadiri perwakilan masyarakat serta perusahaan sawit, pihak kecamatan, kepolisian, serta perwakilan Dinas PU dan Dinas Perhubungan Kutai Barat.
Pada kesempatan itu, masyarakat menyampaikan keluhan terkait kondisi infrastruktur jalan dan meminta segera dilakukan perbaikan karena sangat menghambat aktivitas terutama di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Kerusakan jalan juga kerap menyebabkan kecelakaan, misalnya di ruas jalan yang menghubungkan Barong Tongkok dan Bentian yang sering dilalui truk CPO dan pengemudinya sering mengabaikan keselamatan pengguna jalan lain. Masyarakat juga mengingatkan tentang kecelakaan yang terjadi di Gunung Lantuq baru-baru ini yang menyebabkan korban jiwa.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan terkait kurangnya fasilitas umum di Rumah Lamin dan berharap perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut dapat memberikan bantuan untuk pembangunan fasilitas yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kelancaran aktivitas masyarakat.
Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga Bentian Besar Setop Truk Sawit di Ruas Trans Kalimantan
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kutai Barat, Oktovianus Jack, yang memimpin rapat, dengan tegas meminta agar perusahaan lebih tegas terhadap subkontraktornya untuk memastikan kendaraan pengangkut CPO dan TBS tidak merusak jalan dan menjaga keselamatan pengguna jalan lainnya.
“Jalan-jalan ini sudah sering menjadi sumber masalah. Kami berharap perusahaan dapat lebih memperhatikan masalah infrastruktur. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas,” katanya dalam pernyataannya dikutip elaeis.co Ahad (2/2).
Dia mengakui bahwa kehadiran perusahaan sawit di Kutai Barat telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan bagi warga setempat. “Namun dampak negatif industri juga ada, tantangan ini harus kita atasi. Jadi, perbaikan infrastruktur, terutama jalan, sangat mendesak,” tegasnya.
Dia juga mendukung tuntutan masyarakat terkait perhatian dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Bentian terhadap Rumah Lamin. “Lamin ini sangat penting untuk berbagai kegiatan masyarakat. Mulai dari acara budaya, seni, hingga pernikahan. Kami menginginkan dukungan melalui dana tanggung jawab sosial atau CSR perusahaan untuk membangun fasilitas dasar seperti pagar dan toilet yang sangat dibutuhkan di sini,” sebutnya.
“Jadi ada dua masalah di sini. Perusahaan tidak hanya perlu memperbaiki jalan, tetapi juga memperhatikan keberadaan Lamin. Dukungan dari perusahaan akan menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan hubungan yang harmonis dengan masyarakat Bentian. Ini juga akan mendukung kelancaran operasional perusahaan sekaligus meningkatkan kualitas hidup dan keselamatan bagi warga setempat,” imbuhnya.
Mediasi berlangsung dengan kondusif dan menghasilkan kesepakatan yang cukup memuaskan masyarakat. Perusahaan sawit di kawasan tersebut menyanggupi untuk memperbaiki jalan yang rusak akibat aktivitas mereka.







Komentar Via Facebook :