https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Ardiansyah: Dunia Tak Lagi Anggap Remeh Produk Sawit Asal Indonesia

Ardiansyah: Dunia Tak Lagi Anggap Remeh Produk Sawit Asal Indonesia

Bupati Kutim Ardiansyah menghadiri syukuran penerimaan sertifikat ISPO dan RSPO di Kongbeng. foto: Diskominfo Kutim


Sangatta, elaeis.co - Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Muara Wahau, Bupati Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Tinur, Ardiansyah Sulaiman, menyempatkan diri bertemu dengan ratusan petani sawit di wilayah itu. Dia didampingi Wakil Ketua DPRD Kutim Arfan serta Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kutim Darsafani.

Kedatangan orang nomor satu di Kutim itu ternyata telah ditunggu oleh ratusan anggota Koperasi Kelapa Sawit Jaya Mutiara Kongbeng (JMK). Kebetulan mereka sedang menggelar syukuran atas raihan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Kantor Koperasi JMK di Jalan poros Sangatta-Berau. 

Di kesempatan pertemuan dengan para petani itu, Ardiansyah menyebutkan bahwa saat ini dunia sudah mulai berfikir untuk tidak menganggap remeh hasil produksi perkebunan sawit asal Indonesia. 

"Karena apa? Sekali saja kita tidak mengirim hasil sawit kita, mereka akan kebingungan. Karena saat ini, benua Eropa tergantung dari sawit kita," jelasnya melalui keterangan resmi Diskominfo Kutim, kemarin.

Lebih lanjut ia menerangkan, dengan raihan sertifikasi RSPO yang diberikan oleh organisasi dari berbagai sektor industri kelapa sawit, dengan tujuan mengembangkan dan mengimplementasikan standar global untuk produksi minyak sawit berkelanjutan, membuktikan bahwa pemerintah tetap berkomitmen menerapkan pola perkebunan sawit yang berkelanjutan. 

"Dengan adanya sertifikasi ISPO dan RSPO, dunia mengakui bahwa tidak ada persoalan berat yang terjadi, sawit yang ditanam oleh masyarakat tidak melanggar rambu-rambu dan aturan," imbuhnya. 

Dia mengaku bersyukur, perlahan namun pasti hasil perkebunan sawit di Kutim, dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) bahkan Indonesia, akan terus mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. "Serta mendapatkan penghargaan di mata dunia," ucapnya.

Sebelumnya Ketua Koperasi JMK Ade Akbar mengatakan, koperasi yang berdiri sejak 2015 ini memiliki jumlah anggota 118 orang dan memiliki luasan lahan sebanyak 623 hektare.

"Kami sebagai petani sawit harus memiliki sertifikasi ISPO karena sifatnya mandatory atau wajib,” ujarnya.

Raihan sertifikasi ini, sambungnya, juga tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan PT Kresna Duta Agroindo serta Pemkab Kutim yang terus mendorong para petani memiliki standar yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) yang bertujuan meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia. 

Untuk diketahui, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan standar global untuk perkebunan kelapa sawit untuk menunjukkan proses produksi yang ramah lingkungan. Sedangkan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) merupakan standar dari pemerintah Indonesia untuk perkebunan sawit berkelanjutan.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :