https://www.elaeis.co

Berita / PSR /

Ada Kuota 900 Hektare, Petani Babel Diminta Manfaatkan Hibah PSR

Ada Kuota 900 Hektare, Petani Babel Diminta Manfaatkan Hibah PSR

Kepala DPKP Babel melakukan tanam perdana sawit PSR di Bangka Tengah. Foto: Hairil Anwar


Koba, elaeis.co - Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun (PKSP) lewat Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun ini ditargetkan seluas 900 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Edi Romdhoni SP MM mengatakan, target luasan itu telah disepakati dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani di Jakarta, Senin (20/03) malam.

“Saya baru pulang dari Jakarta dalam rangka menandatangani perjanjian kerja sama itu,” kata Edi melalui keterangan resmi DPMP Babel, kemarin.

Paska penandatanganan tersebut, Edi langsung menghadiri kegiatan tanam perdana benih kelapa sawit bersama Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman ST di Kelurahan Sungai Selan pada Selasa (21/03) siang.

"Lokasi PKSP di Provinsi Kepulauan Babel tahun 2023 tersebar di tiga kabupaten. PKSP terluas ada di Bangka Selatan sebanyak 500 hektare, disusul Kabupaten Bangka 300 hektare, sementara Bangka Tengah mendapat kuota 100 hektare," sebutnya.

“Kenapa Bangka Tengah sedikit? Karena Bangka Tengah sudah menyelesaikan (PKSP) dari tahun 2019, itu sudah 582 hektare. Sementara yang lain masih di bawah itu. Besok kalau 100 hektar ini tuntas, berarti sudah 682 hektare,” tambahnya.

Lebih lanjut Edi menerangkan bahwa program PKSP merupakan salah satu strategi pemerintah unuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit melalui peremajaan tanaman. Karena itu ia mendorong petani untuk memanfaatkan program tersebut untuk mendapatkan dana replanting Rp 30 juta/hektare dalam rangka meningkatkan produksi.

“Babel harus mengambil kesempatan itu biar nanti produktivitas kita tinggi. Nasional sudah 3,89 ton per hektare, Babel baru 3,3 ton per hektare. Ini artinya masih bisa kita genjot produksi sawitnya itu kalau dirawat dengan baik,” terangnya seraya menambahkan perbankan pun siap membantu pembiayaan perawatan kebun kelapa sawit petani melalui program kredit usaha rakyat (KUR) untuk tahun berikutnya.

“Artinya setelah tanam ini kan masih ada dana yang dari BPDPKS, selesaikan dulu itu. Perawatan berikutnya duitnya dari Bank SumselBabel (melalui KUR). Manfaatkan itu. Bunganya rendah cuma 6 persen. Kalau bukan KUR bunganya 10 hingga 12 persen. Kenapa KUR hanya 6 persen karena sisanya yang 6 persen lagi disubsidi pemerintah,” pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :