Berita / Bisnis /
708.277 Batang Bibit Sawit Unggul Ludes Diborong Petani
708.277 Batang Bibit Sawit Unggul Ludes Diborong Petani
Pekanbaru, Elaeis.co - Sejak diluncurkan pada Februari 2021 lalu, sedikitnya ada 708.277 batang bibit sawit unggul Kudus dibeli petani. Tercatat selama 7 bulan, bibit itu diborong oleh 3.200 petani sawit swadaya dan yang tergabung dalam koperasi unit desa (KUD) non plasma PTPN V.
Senior Executive Vice President Operation PTPN V, Ospin Sembiring, dalam keterangan tertulisnya kepada Elaeis.co ribuan petani itu bukan hanya berasal dari provinsi Riau saja. Namun tak sedikit juga yang datang dari provinsi tetangga baik dari Sumatera Barat dan Jambi.
Hingga saat ini, pihaknya mencatat bibit sawit unggul yang dibudidayakan guna mendukung percepatan peremajaan sawit rakyat hanya tersisa sebanyak 370 ribu batang saja.
"Ini bukti bahwa animo petani cukup tinggi dengan terobosan anak perusahaan Holding Perkebunan PTPN III (Persero) itu dalam menyiapkan bibit sawit unggul bersertifikat. Apalagi, kini petani menghadapi dilema menyusul gempuran bibit sawit ilegitim atau palsu di pasaran," terangnya, Jumat (10/09).
Tuturnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah, PTPN V melepas 1,1 juta bibit sawit unggul varietas PPKS 540 serta PPKS Simalungun kepada petani swadaya. Sejatinya total bibit sawit yang disiapkan ada sekitar 1,5 juta bibit.
Bibit unggul tersebut, kata Ospin dikembangkan di 7 sentra pembibitan. Namun di sejumlah sentra telah habis terjual.
"Yang masih tersedia itu pembibitan Dumai, Tanah Putih, Rokan Hilir, dan Tandun, Kampar. Jumlah stok juga terus menipis dengan tingkat penjualan rata-rata mencapai 70.000 bibit tiap bulannya," ujar Ospin.
Sementara di sentra Air Molek, Indragiri Hulu telah ludes terjual. Begitu pula pada beberapa sentra di Kampar dan Siak masih dalam tahap pembudidayaan setelah habis diborong petani.
Melengkapi Ospin, EVP Plasma PTPN V, Arif Subhan Siregar, mengatakan selain ditawarkan dengan harga yang transparan dan sama di setiap sentra, serta terjangkau, tingginya animo masyarakat juga disebabkan sistem penjualan yang dilakukan melalui sentuhan digital.
Petani dapat mengakses jenis bibit, ketersediaan bibit, harga, dan dokumen bibit dengan hanya satu sentuhan melalui aplikasi Sawit Rakyat Online. Aplikasi tersebut dapat diunduh secara gratis melalui Google Play Store.
Alhasil, walau dalam hitungan bulan, namun aplikasi tersebut berhasil menyita perhatian para petani sawit Riau dan sekitarnya yang selama ini kesulitan mendapatkan bibit sawit bersertifikat.
"Kami optimistis target perusahaan untuk dapat menyalurkan 1,1 juta bibit sawit unggul bersertifikat kepada masyarakat tahun ini, dapat tercapai. Kita berharap produktivitas petani yang muaranya pada peningkatan kesejahteraan dapat bermula dengan penggunaan bibit yang tepat," tuturnya.
Berdasarkan survey PPKS, petani sawit masih kerap terjebak dengan keberadaan bibit sawit palsu. Ada sejumlah alasan yang membuat mereka terjebak, diantaranya 37 persen menjadi korban penipuan, 14 persen tergiur harga murah, 20 persen tidak mengetahui cara membeli benih yang legal.
Selain itu, 12 persen di antara petani terjebak penggunaan bibit palsu karena rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi, 10 persen tidak mengetahui lokasi pembelian benih legal, serta 4 persen petani menyatakan akibat jarak tempuh dari lahan sawit ke produsen benih legal yang cukup jauh.
Bahkan berdasarkan penelitian, 50 persen petani di Riau masih menggunakan bibit ilegitim. Untuk itu, Arif mengatakan bahwa PTPN V merasa perlu hadir dan menawarkan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi para petani. "Kita ingin mendukung langkah pemerintah dalam mempercepat peremajaan sawit rakyat," tandasnya.

Komentar Via Facebook :