https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Zero ODOL Perlu Diterapkan untuk Tertibkan Angkutan Sawit Di Rohul

Zero ODOL Perlu Diterapkan untuk Tertibkan Angkutan Sawit Di Rohul

Jalan di Rohul mengalami kerusakan karena dilewati kendaraan berat. foto: Yahya


Pasir Pangaraian, elaeis.co - Penundaan penerapan kebijakan zero over dimension over loading (ODOL) awal tahun 2023 ini membuat para pemilik dan supir truk TBS yang memasok buah sawit ke pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Rokan Hulu (rohul), Riau, sedikit lega.

Namun sekarang rasa khawatir muncul lagi karena Departemen Perhubungan sudah melakukan uji coba penerapan Zero ODOL di beberapa kota besar di Indonesia. Targetnya, di 2024 seluruh kabupaten/kota akan menerapkan Zero ODOL yang pengawasan di lapangan akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub).

Penerapan Zero ODOL nantinya hanya memberi pengecualian terhadap truk pengangkut lima komoditas, yakni air minum dalam kemasan, semen, baja, kaca lembaran, dan beton ringan.

Sebagai salah satu penghasil komoditi kelapa sawit terbesar di Provinsi Riau, kebijakan Zero ODOL bisa menjadi ancaman bagi PKS yang ada di wilayah Rohul. Sebab, pasokan TBS akan berkurang dari biasanya. Selama ini truk TBS sawit milik perusahaan maupun milik supplier biasa membawa muatan melebihi tonase yang diizinkan.

Jika pengusaha mulai khawatir, Wakil Ketua DPRD Rohul, Nono Patria Pratama SE, justru mendukung penerapan Zero ODOL. Menurutnya, harus ada tindakan bagi truk angkutan kelapa sawit dengan tonase berlebih siapapun pemiliknya.

"Selama ini truk sawit setiap hari melewati jalanan di Kecamatan Ujung Batu sampai kondisi jalan menjadi rusak karena aspal tak mampu menahan beban," kata Nono kepada elaeis.co, Minggu (4/6).

Anggota Komisi IV DPRD Rohul ini menyesalkan minimnya laporan dan pengaduan masyarakat terhadap operasional truk sawit ODOL. "Seolah ada pembiaran. Padahal masyarakat sebagai pengguna juga merasakan susah kalau jalan rusak," sesalnya.

Mengingat kelapa sawit adalah komoditas unggulan pendorong perekonomian daerah, maka Nono menyarankan agar dibuat jalur khusus bagi truk TBS.

"Truk sawit bermuatan melebihi kapasitas tidak bisa dibiarkan, tapi kita juga harus memberi solusi agar dunia usaha tetap jalan. Bagaimana pun juga kelapa sawit merupakan komoditas utama di Rohul dan salah satu potensi besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD)," tukasnya.

"Kalau belum ada alternatif jalur khusus, silahkan tetap gunakan jalur jalan umum. Namun harus tunduk pada regulasi yang ada," tutupnya.
 

Komentar Via Facebook :