Berita / Sumatera /
Yang Unggul Sulit dan Mahal, Petani di Daerah Ini Menyemai Bibit Sendiri
Tanaman sawit hasil bibit menyemai sendiri di Bengkulu. Foto: Dirgantara
Bengkulu, elaeis.co - Bibit kelapa sawit tidak unggul atau hasil persemaian mandiri banyak digunakan oleh petani di Bengkulu. Faktor penyebab petani menggunakan bibit-bibit tersebut karena selain mudah dapat juga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal mendapatkannya.
"Banyak petani sawit memilih bibit hasil semai mandiri karena lebih mudah diperoleh. Sementara bibit unggul bersertifikat sulit didapat, apalagi harganya juga mahal," kata Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit (APKS) Bengkulu, Edy Mashury, kemarin.
Baca Juga: Kemitraan Bikin Petani Sawit Sukses
Saat ini, lanjutnya, bibit sawit unggul dibandrol hingga Rp 54 ribu per batang. Sementara bibit hasil semaian sendiri, diperoleh dari buah sawit yang telah matang di kebun sendiri maupun di perkebunan perusahaan.
"Petani juga takut beli bibit sawit mahal karena ada yang tidak berbuah, makanya mereka lebih memilih menyemai sendiri," ujar Edy.
Baca Juga: Kalau Tak Serius, Petani Sawit Tak Akan Kaya!
Edy tidak menampik bahwa perbedaan kualitas antara kedua jenis bibit ini sangat mencolok. Bibit hasil semaian mandiri diketahui rentan terserang penyakit dan memiliki produksi yang minim.
"Karena mendapatnya mudah, risikonya juga besar, di antaranya tanaman itu mudah terserang penyakit. Sedangkan yang bersertifikat, hasilnya bagus dan tidak rentan akan penyakit," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :