Berita / Pasar /
Workshop UKMK Sawit Milenial Aspek-PIR Kalbar di Singkawang Dapat Perhatian dari Mantan Wali Kota
Teka Foto: Mantan Wali Kota yang kini menjadi Ketua HKTI Singkawang, Tjhai Chui Mie, saat memberikan kata sambutan dalam acara workshop UKMK petani sawit milebial yang diadakan oleh DPD I Aspek-PIR Ka
Singkawang, elaeis.co - Ternyata, acara pembukaan lokakarya atau workshop petani sawit milenial di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis (21/3/2024), tidak hanya mendapatkan Pj Wali Kota Sumastro.
Dari berbagai informasi yang dihimpun oleh elaeis.co , Jumat (22/3/2024), lokakarya yang menghadirkan ratusan petani sawit milenial tersebut ternyata juga dihadirkan oleh mantan Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.
Pengetahuan kalau perempuan tangguh itu saat ini diketahui menempati posisi sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Singkawang.
Nah, di acara itu Tjhai Chui Mie membeberkan apa yang menjadi kendala bagi para pelaku usaha kecil, menengah, dan koperasi (UKMK) di Singkawang, termasuk yang berbasis sawit.
“Singkawang itu punya sekitar 1.004 UKMK, dan secara umum menangani sejumlah persoalan yang agaj klasik,” ujar Tjhai Chui Mie saat memberikan kata Berbagai sebagai Ketua HKTI Singkawang dalam workshop tersebut.
Yang pertama, katanya, adalah minimnya akses permoalan, lalu usaha yang dijalankan secara tidak konsisten, semangat dan komitmen pelaku usaha rendah.
“Keempat, kualitas produk masih rendah, kelima, masih perlu mentor atau pendamping, masih bersifat manual, kurang menguasai teknologi digital,” kata dia.
Kedelapan, ujar Tjhai Chui Mie, jumlah produk masih terbatas, kesembilan, sulit mengakses pasar dan distribusi produk.
“Serta kesepuluh, belum memiliki izin resmi,” ujar Tjhai Chui Mie pada acara yang digelar oleh DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Indonesia Kalbar dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) itu.
Di acara itu ia juga memberikan sejumlah solusi yang bisa dilakukan para pelaku UKMK sawit.
Yakni memiliki akses permodalan, meningkatkan SDM sehingga berkualitas, memiliki strategi memenuhi permintaan pasar, memiliki inovasi bisnis.
“Punya pencatatan dan laporan keuangan, dan pemanfaatan internet,” demikian saran Tjhai Chui Mie.
Perlu diketahui, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui kalau pada tahun 2022 lalu, Kotamadya Singkawang memiliki perkebunan kelapa saeit seluas 5.009 hektar.
Namun setelah setahunnya, yakni tahun 2023, jumlah itu merosot menjadi 4.667 hektar. Pengurangan lahan perkebunan sawit terbanyak berada di Kecamatan Singkawang Selatan.







Komentar Via Facebook :