Berita / Nasional /
Wind Fall Komoditas Unggulan Berakhir, Anis: Peringatan Serius Buat Pemerintah!
Anis Byarwati. foto: Humas Fraksi PKS
Jakarta, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) baru baru ini mengungkapkan dalam laporannya bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 4,94 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023.
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati menyebutkan, angka ini lebih rendah 5,73% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan dibandingkan kuartal sebelumnya 5,17% (yoy).
“Realisasi pertumbuhan ekonomi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir. Artinya Indonesia mulai memasuki periode perlambatan ekonomi yang cukup dalam,” katanya dalam keterangan resmi Humas Fraksi PKS DPR RI dikutip Selasa (14/11).
Ketua Bidang Ekuin di DPP PKS yang juga Anggota Komisi XI DPR RI ini mengungkapkan bahwa setelah menikmati masa bulan madu, durian runtuh atau wind fall sejumlah komoditas unggulan nasional dalam beberapa waktu terakhir akhirnya usai. Harga komoditas utama Indonesia, diantaranya seperti minyak sawit, batu bara dan nikel, mulai mengalami penurunan harga secara perlahan.
“Pelemahan ini bisa berdampak besar mulai dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, ekspor, hingga kemampuan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Lebih jauh Anis menyampaikan bahwa pelemahan harga komoditas utama akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kondisi perdagangan internasional Indonesia. Dalam laporan BPS tersebut, tercatat kinerja ekspor yang memiliki distribusi sebesar 21,6 persen turun 4,26 persen dan impor yang memiliki distribusi negatif 19,57 persen turun 6,18 persen.
“Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor selaras dengan kinerja perdagangan nasional yang melemah. Indonesia kembali memasuki jalur lambat pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.
Dia menambahkan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2023, menjadi signal tanda bahaya bahwa Indonesia masuk dalam perlambatan ekonomi. “Kita belum bisa lepas dari stagnasi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 5 persen, sekarang turun menjadi 4,94 persen,” ungkapnya.
Upaya Indonesia untuk bisa keluar dari stagnasi pertumbuhan 5 persen dinilainya belum cukup kuat.
“Kondisi ini tentu akan menjadikan langkah Indonesia untuk mengakhir tahun 2023 dengan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, sebagaimana target dalam APBN 2023, akan menjadi langkah yang sangat sulit,” tutup.






Komentar Via Facebook :