https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Wayan Supadno : 'Bayangkan Kalau B60 Jadi!'

Wayan Supadno :

Kalau Program B6o jadi, maka Indonesia diprediksi harus menambah luas perkebunan sawit, termasuk kemungkinan di Pulau Jawa. (Foto: Kementerian ESDM)


Pangkalanbun, elaeis.co - Kebutuhan Indonesia terhadap minyak sawit diprediksi akan terus semakin meningkat dalam beberapa tahun yang akan datang.

"Bayangkanlah kalau program mandatori B60 jadi," kata Wayan Supadno, serang purnawirawan TNI yang petani sawit sukses yang kerap disapa Pak Tani, kepada elaeis.co, Minggu (18/5/2024).

Program B60 yang dimaksud Wayan Supadno adalah kelanjutan dari program mandatori biodiesel 35 (B35) yang diterapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM).

Perlu diketahui kalau B60 adalah sebuah program penggunaan bahan bakar minyak (BBM) hasil campuran minyak fosil sebanyak 40 persen dan minyak nabati, khususnya sawit, 60 persen.

"Karena itu akan sangat rawan jika Indonesia tanpa perluasan perkebunan kelapa sawit dalam neberapa tahun ke depan," ucap Wayan melanjutkan.

Di samping itu, untuk mengatasi kemungkinan krisis akan kebutuhan minyak sawit, Wayan juga mendesak agar program peremajaan sawit rakyat (PSR) harus dipercepat dengan penggunaan benih yang inovatif dan berkualitas.

Selain program B60, Wayan juga memprediksi kalau Indonesia akan membutuhkan minyak goreng dalam jumlah yang banyak untuk kebutuhan ratusan juta masyarakat.

"Nanti kalau minyak goreng bisa langka, bisa antri panjang lagi," kata Wayan memgenang peristiwa kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng sawit di era pandemi Covid-19 pada 2021-2022.

Karena itu Wayan berpendapat Pulau Jawa pantas dilirik untuk program pengembangan perkebunan kelapa sawit, termasuk di sejumlah kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Timur.

"Misalnya di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Blitar, dan kabupaten lainnya," ucap Wayan lebih lanjut.

Ia sangat yakin perkebunan sawit seluas 5.000 hektar (Ha) masih bisa dikembangkan di Pulau Jawa, plus dibangunlan pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton per jam dan pabrik minyak goreng sawit.

"Kalau itu bisa dilakukan, maka yang didapat adalah 28.000 ton minyak goreng per tahun hasil dari 7 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dikali 80 persen dikali 5.000 Ha," kata Wayan menghitung.

Dari semua proses itu, Wayan bilang perkebunan sawit di Pulau Jawa maaih bisa memproduksi sabun atau margarin dari 20 persen sisa rendemennya.

Sekadar mengingatkan, sebelumnya Sawit Watch menilai Pulau Jawa tidak layak dikembangkan untuk perkebunan kelapa sawit.

Pulau Jawa, menurut pihak Sawit Watch, lebih coxok dijadikan sentra pertanian pangan dan perkebunan nonsawit seperti kopi, kakao, karet, dan lainnya.

Sikap Sawit Watch itu diungkapkan dalam sebuab diakusi dan acara peluncuran buku yang berjudul "Gula-gula Sawit di Pulau Jawa (Harapan Manis Berbuah Tangis?)", dan diluncurkan, Kamis (16/5/2024).

Sebelum dilanjutkan, perlu diketahui kalau Sawit Watch sendiri merupakan salah satu organisasi nonpemerintah atau non government organization (ornop/NGO) yang berskala nasional.

Sawit Watch yang diketahui berkantor di Bogor, Provinsi Jawa Barat(Jabar) ini memiliki fokus pada pengawasan kebijakan dan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :