https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Warga yang Terdampak Pembangunan Tanggul Diminta Ikhlaskan Kebun Sawitnya

Warga yang Terdampak Pembangunan Tanggul Diminta Ikhlaskan Kebun Sawitnya

Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs. Asra, bersama Forkopimda dan masyarakat menanam rumput Vetiver di tanggul sementara di Kampung Gelung. foto: Pemkab Aceh Tamiang


Karang Baru, elaeis.co - Daerah Aliran Sungai (DAS) Tamiang di Kampung Gelung, Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, terus terkikis erosi. Untuk menanggulanginya, Pemkab Aceh Tamiang membuat tanggul sementara yang dibangun di sejumlah titik dan menamaninya dengan rumput Vetiver (Vetiveria zizanioides Syn.).

“Vetiver ini kita tanam supaya tanggul sementara yang dibangun kemarin tidak erosi lagi. Kita bikin penghijauan. Karena kalau tidak, kita khawatir akan terjadi erosi lagi,” ungkap Pj. Bupati Aceh Tamiang, Drs Asra, dalam rilis yang dikutip Selasa (22/1).

Dikatakannya, sumber bibit rumput Vetiver merupakan bantuan perusahaan perkebunan sawit PT Socfindo. “Jadi kemarin kita minta bantuan perusahaan untuk bibitnya. Karena rumput ini sangat efektif untuk menjaga tanah supaya tidak erosi. Mudah-mudahan tanggul ini bisa membantu mencegah warga Gelung dari banjir,” harapnya.

Dia meminta warga ikut aktif merawat rumput yang telah ditanam sembari menjaga tanggul sementara tersebut. “Kami titipkan tanggul yang tidak sempurna ini kepada masyarakat. Kalau kira-kira ada yang bakal pecah, gotong royong. Jangan ditonton. Supaya bapak dan ibu tidak tenggelam di sini. Tanggul ini harus kita jaga. Rumput Vetivernya juga dirawat,” pesannya kepada warga Kampung Gelung. 

Secara terbuka dia juga meminta pengertian warga pemilik tanah dan kebun sawit yang terdampak pembangunan tanggul sementara. Disebutkannya, pembangunan tanggul sementara tersebut dilakukan guna memitigasi bencana banjir yang kerap terjadi akibat luapan air Sungai Tamiang.

Pembangunan tanggul sementara ini digeser sejauh 10 meter dari tanggul yang jebol. Hal ini dimaksudkan agar tanggul sementara tidak terlalu dekat dengan bibir sungai guna mengurangi risiko terjadinya erosi akibat terjangan arus sungai.

“Kami minta Camat bersama Datok Penghulu bermusyawarah dengan warga supaya tidak ada ganti rugi tanah yang terkena pembangunan tanggul. Ini ibadah sosial. Kita ikut membantu mencegah banjir dengan mengikhlaskan tanah yang terkena pembangunan tanggul sementara ini,” tambahnya meminta pengertian warga Gelung, Kecamatan Seruway.

Dijelaskannya bahwa pemkab tidak memiliki dana untuk membayar ganti rugi tanah warga terdampak. Pembangunan tanggul sementara ini pun menggunakan anggaran mitigasi bencana yang ada di BPBD Tamiang.

“Jadi ini bukan proyek kayak jalan tol. Ini upaya pencegahan yang kita lakukan supaya warga tidak terkena banjir lagi. Jangan asal sudah hujan sedikit, langsung terendam rumah warga di sini,” terangnya.

Camat Seruway, Rusni Devi A. Manullang dalam laporannya menyampaikan, pembangunan tanggul sementara di Kampung Gelung ini mencapai panjang 350 meter dan ada kemungkinan bertambah. "Masih ada titik-titik tanggul yang mesti diperbaiki karena berpotensi jebol. Mewakili warga, kami meminta Pj. Bupati memperbaiki titik-titik rawan tersebut," ucapnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :