Berita / Kalimantan /
Warga yang Dilukai Personil Polisi saat Bentrok di Bengkayang Diminta Melapor
Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho berdialog dengan pekerja beberapa saat sebelum bentrokan pecah. foto: Polres Bengkayang
Pontianak, elaeis.co - Unjuk rasa karyawan PT Duta Palma Group di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (kalbar), yang sudah berlangsung selama dua pekan berakhir dengan bentrokan dengan pihak kepolisian, Sabtu (19/8). Akibatnya, sejumlah kendaraan milik polisi dirusak massa.
Paska bentrokan, polisi menarik diri dari lokasi untuk meredakan suasana. Dua hari setelah peristiwa itu, Kapolda Kalbar Irjen Pol Pipit Rismanto memastikan situasi sudah kembali kondusif dan terkendali.
"Kita sudah selesaikan dengan baik-baik, semua sudah menahan diri dan menyatakan perdamaian, kita memastikan minggu ini akan undang mereka untuk berdialog. Saat ini mereka sudah beraktivitas kembali setelah cukup lama mogok kerja," katanya, Senin (21/8).
Meski aktivitas sudah normal, pihaknya masih melakukan pengawasan di lokasi. Dia meminta masyarakat tidak menyebarkan video yang tidak jelas sumbernya.
"Terkait video yang beredar tentang amunisi yang berserakan di dalam kendaraan kepolisian, itu adalah peluru karet dan dan tidak digunakan. Kalau pelurunya di mobil, berarti anggota sudah benar SOP-nya, karena ditaruh di kendaraan bukan dipegang," tegasnya.
"Kepada warga yang terluka akibat bentrokan tersebut, segera melapor ke kepolisian agar mendapatkan bantuan kesehatan," tambahnya.
Sementara itu, Kapolres Bengkayang AKBP Teguh Nugroho menjelaskan, bentrokan pecah saat pihak kepolisian melakukan upaya persuasif terkait tuntutan SP Pelikha kepada PT Duta Palma Group. "Upaya mediasi yang persuasif dan dialogis yang dilakukan kepolisian justru dibalas perusakan sejumlah kendaraan milik kepolisian," sesalnya.
Dari video yang tersebar di berbagai platform media sosial, massa yang terdiri dari serikat buruh yang berasal dari Kabupaten Sambas yang bekerja sebagai karyawan PT Duta Palma Grup tersebut menggunakan senjata tajam, batu, ketapel dan kayu. Bahkan ada di antaranya menggunakan senjata api rakitan jenis bomen. Mereka juga berusaha menyerang petugas yang datang untuk melakukan mediasi antara karyawan dan perusahaan yang terlibat sengketa ketenagakerjaan.
“Kami sudah memberikan pencerahan terkait tuntutan mereka yang akan dikawal bersama Bupati Bengkayang. Namun massa ngotot memaksakan agar tuntutan mereka dipenuhi saat itu juga,” ucapnya.
Melihat situasi yang mulai tidak terkendali, petugas pun mengimbau massa membubarkan diri. Namun massa menolak dan justru semakin melakukan tindakan mengancam petugas hingga petugas terpaksa menembakkan gas air ke arah massa.
“Untuk menghindari bentrok dan jatuhnya korban jiwa, petugas pun mundur. Namun massa justru semakin maju, melempar batu dan kayu dan mengejar petugas sambil mengacungkan senjata tajam dan senjata api rakitan,” ungkapnya.
Kericuhan pun terjadi. Massa lantas melakukan perusakan terhadap kendaraan milik polisi. Antara lain 1 unit truk Dalmas Polres Bengkayang dan 1 unit mobil security barier Samapta Polres Bengkayang, 2 unit mobil pribadi, 2 unit sepeda motor milik Bhabinkamtibmas Polsek Jagoi Babang dan Sepeda motor Babinsa Koramil 09 Jagoi Babang.
“Akibat lemparan batu dari sisi massa, salah seorang sekuriti perusahaan menderita luka di bagian kepala,” sebutnya.
Agar kericuhan tidak meluas, Teguh memutuskan menarik seluruh personel dan berjaga di Kantor Besar Ledo Lestari (KBL) Jagoi Babang. "Sangat disayangkannya, upaya provokasi tidak hanya terjadi di lokasi demonstrasi, namun juga di media sosial. Kami menduga ada pihak yang sengaja ingin suasana ini tidak damai,” ucapnya.
Massa sebelumnya telah menduduki aset-aset perusahaan sehingga operasional perusahaan terhenti selama lebih dari dua pekan. Tidak hanya itu, dari keterangan pekerja kepada petugas, muncul indikasi intimidasi dan memaksa karyawan lain untuk ikut aksi mogok kerja.
“Massa sendiri berasal dari serikat pekerja yang berasal dari Kabupaten Sambas dan bekerja di perusahaan yang di Bengkayang. Informasi dari serikat pekerja, yang di Bengkayang sendiri tidak ada masalah dengan perusahaan. Yang disayangkan mereka melakukan aksi sweeping, membuat pekerja lain mengalami ketakutan dan tidak bisa bekerja,” terangnya.
Sebelumnya aksi demonstrasi karyawan PT Duta Palma Grup berawal dari mogok kerja yang sudah berlangsung sejak dua pekan lalu. Dalam aksinya, karyawan mengajukan sembilan tuntutan kepada perusahaan terkait hak normatif para buruh perkebunan.
Mulai dari tuntutan upah sesuai UMK, upah lembur hingga pesangon bagi pensiunan dan penyediaan bis angkutan anak sekolah dan air bersih. Persoalan ini sendiri sedang sudah masuk penanganan Disnakertrans Sambas dan Bengkayang dan telah dilakukan sejumlah mediasi namun belum menemukan titik temu.
Kapolres Bengkayang menghimbau kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak terpancing oleh isu-isu dari pihak yang tidak bertanggung jawab. "Jika ada masyarakat yang terluka karena tindakan kepolisian, agar segera dilaporkan,” tutupnya.







Komentar Via Facebook :