Berita / Sumatera /
Uniknya Kesepakatan Petani dengan Pemilik Ram Sawit di Kaur
Ilustrasi-petani kelapa sawit. Dok.elaeis
Bengkulu, elaeis.co - Untuk menekan biaya pekerja panen, petani sawit di Kabupaten Kaur jalin kerja sama dengan pengusaha Ram. Kerja samanya pun tergolong unik, yakni pekerja di Ram ikut memanen kebun sawit petani.
Contohnya, Ahmad Qudsi, yang punya kebun sawit seluas 10 hektar. Ia memanfaatkan metode kerja sama itu untuk menekan biaya panen sawit.
Baca Juga: Pabrik Sawit yang Tak Punya Kebun Mesti Dukung Petani
"Tak mungkin saya memanen sendirian. Luasnya 10 hektar lo. Kalau pun dilakukan sendiri, membutuhkan waktu hingga beberapa hari. Sebab, per hektarnya membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Kalau pakai tenaga pemanen, sekitar 4 sampai 5 orang," kata Ahmad saat berbincang dengan elaeis.co, kemarin.
Menurutnya, dengan jumlah tenaga kerja segitu, biaya produksi sudah pasti meningkat.
"Tentu biaya produksi meningkat. Di sini bisanya ongkos manen sekitar Rp 100 sampai Rp 150 per kilogram, tergantung kondisi kebun, semakin terjal dan jauh makin mahal, semakin tinggi pohonnya juga semakin mahal. Nah, untuk menekan biaya, saya lakukan metode tadi. Pemilik Ram bantu panen kebun kita, hasilnya kita jual ke Ramp mereka," terangnya.
Bahkan untuk menekan biaya, lanjutnya, beberapa petani di daerahnya sudah membentuk kelompok. Mereka saling membantu dalam pemanenan sawit dengan sistem gotong-royong.
Bupati Kabupaten Kaur, Herlian Muchrim pun menyambut baik sistem kerja sama yang dilakukan petani sawit dengan pemilik Ramp. Menurutnya hal itu bisa menekan biaya produksi.
"Kita apresiasi langkah yang dilakukan petani dan pemilik Ramp. Ini artinya simbiosis mutualisme," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :