https://www.elaeis.co

Berita / Serba-Serbi /

Ulah Perusahaan Tambang Emas di NTB Memicu Protes Hingga ke Kalsel

Ulah Perusahaan Tambang Emas di NTB Memicu Protes Hingga ke Kalsel

Aliansi Mahasiswa Kalsel berunjuk rasa mendukung perjuangan mahasiswa NTB yang menuntut pengusutan terhadap pelanggaran yang dilakukan perusahaan tambang emas. foto.: Ist.


Banjarmasin, elaeis.co - Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Kalimantan Selatan (kalsel) menggelar unjuk rasa di depan gerbang Universitas Lambung Mangkurat (ULM), kemarin siang. 

Aksi turun ke jalan itu sebagai bentuk dukungan mereka terhadap perjuangan mahasiswa dan pemuda di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menuntut  pengusutan terhadap dugaan pencemaran lingkungan oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Mahasiswa juga mendukung penuh aksi mogok makan sejumlah pemuda dan Mahasiswa NTB di Komnas HAM yang mendesak negara hadir menyelamatkan penderitaan nelayan NTB yang sulit mencari nafkah akibat kerusakan biota laut pasca pencemaran oleh limbah pertambangan.

Koordinator aksi, Septiana Agustian Sukma, sangat menyayangkan terjadinya pencemaran yang sangat merugikan masyarakat. Aset bangsa berupa tambang yang seharusnya ikut andil mewujudkan kesejahteraan rakyat khususnya pada warga lokal NTB, malah berbalik menjadi sumber penderitaan.
 
"PT AMNT diduga membuang limbah merkuri sebanyak 14 ton per hari ke laut NTB. Alhasil biota laut rusak. Ikan tak ada lagi sehingga nelayan harus mencari ikan dengan berlayar lebih jauh sampai ke perbatasan Australia," jelasnya dalam pernyataan sikap yang diterima elaeis.co.

Para mahasiswa juga mempertanyakan dana CSR perusahaan itu sebesar Rp 120 milyar yang tidak jelas ke mana perginya. Menurut Septiana, dana sebanyak itu seharusnya dialokasikan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat sekitar tambang.

Perusahaan tersebut juga dituding melakukan pembatasan hak untuk berserikat dan berorganisasi. "Padahal sudah jelas itu melanggar pasal 28E ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat," tegasnya.

Septiana jugs menyebut bahwa perusahaan tersebut belum menerapkan dengan baik terkait SOP kesehatan dan keselamatan kerja atau K3. "Upah dan jam kerja yang tidak sesuai sampai menimbulkan korban jiwa," bebernya.

Penolakan terhadap tambang emas di NTB sudah bergulir sejak tahun 2018. Warga Sumbawa Barat melakukan perlawanan terhadap aktivitas tambang yang dulunya dijalankan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Perlawanan berlanjut saat NNT diakuisisi oleh PT AMNT.

Sampai saat ini masyarakat lokal masih memperjuangkan hak-hak atas hidup layak, termasuk dengan cara pendirian posko mogok makan di kantor Komnas HAM, Jakarta.

Untuk menyudahi penderitaan warga akibat aktivitas PT AMNT, Aliansi Mahasiswa Kalsel menuntut agar jatuhnya korban jiwa dan hilangnya buruh PT AMNT segera diusut tuntas. "Kami juga menginginkan adanya transparansi dana CSR dan pencopotan jajaran direksi PT AMNT. Dan kalau perlu, kami mendesak pemerintah untuk menutup perusahaan itu," tegas Septiana.

"Dari informasi yang kami himpun, aksi mogok makan sudah berjalan selama 11 hari. Dari 17 orang kawan kami pemuda dan mahasiswa Sumbawa Barat, ada yang harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya memburuk. Sementara yang lainnya masih bertahan meski sudah tidak berdaya," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :