Berita / Sulawesi /
UKMK dan Wanita Pekebun di Sulteng Didorong Kembangkan Hilirisasi Sawit
Palu, elaeis.co - Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Sulawesi Tengah (sulteng), Yuniarto Pasman, membuka Workshop Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) dan Wanita Pekebun Sawit, Kamis (5/12), yang berlangsung di Kota Palu.
Workshop ini diselenggarakan DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sulteng bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Peserta workshop yang mencapai ratusan berasal dari pelaku usaha kecil dan menengah, koperasi, mahasiswa pertanian, dan perangkat daerah terkait.
Pada kesempatan itu, Yuniarto mengatakan, melalui Workshop tersebut, diharapkan UKMK dan kaum wanita bisa berkontribusi lebih besar bagi hilirisasi dan ekosistem sawit yang berkelanjutan.
"Workshop ini patut diapresiasi sebagai momentum optimalisasi UKMK dan wanita pekebun sawit sebagai motor penggerak ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya dalam keterangan resmi, kemarin.
"Ayo jadikan Sulawesi Tengah sebagai pusat inovasi dan keberlanjutan bagi sektor perkebunan sawit," imbuhnya.
Ketua Apkasindo Sulteng, Siswanto mengapresiasi penetapan harga TBS yang berpihak ke petani sawit Sulteng. Saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Sulteng yang menembus Rp 3000/Kg. Harga ini berdampak positif bagi kesejahteraan petani sawit yang makin hari makin membaik.
"Kesejahteraan petani meningkat pesat dengan harga yang baik ini," sebutnya.
Sementara itu, Sekjen DPP Apkasindo, Rino Afrino, melihat peluang kesejahteraan yang besar dan menguntungkan petani sawit dengan kebijakan campuran biodiesel 50 persen (B50).
Selain itu program tumpang sisip guna meningkatkan ketahanan pangan nasional dengan menanam varietas padi gogo di antara tanaman sawit dapat mengoptimalkan lahan kebun sawit yang sedang dalam tahap peremajaan.
"Minyak sawit tidak hanya dipakai Bangsa Indonesia, tapi semua bangsa di dunia. Makanya sawit kita tidak tergantikan," terangnya.
Anwar Sadat, mewakili BPDPKS, menyebutkan bahwa minyak sawit Indonesia sangat berperan penting dalam menyuplai minyak nabati dunia. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung, yakni mencapai 42 persen dari total produksi minyak nabati dunia.
Kontribusi ini ikut menjadikan sawit sebagai penyumbang devisa terbesar sektor nonmigas tahun 2023 yang mencapai 30,32 Miliar USD. "Saya harap peserta dapat menyampaikan kebaikan-kebaikan sawit ke masyarakat agar lebih banyak lagi masyarakat tertarik berusaha di sektor sawit," pesannya.
Komentar Via Facebook :