Berita / Nusantara /

UKM Berbasis Sawit Harus Terus Dikembangkan

UKM Berbasis Sawit Harus Terus Dikembangkan

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM saat menyampaikan sambutan pada talkshow yang ditaja FEB UI. Foto: tangkapan layar


Jakarta, Elaeis.co - Indonesia memiliki luas areal perkebunan kelapa sawit terbesar di dunia dengan luas total 16,38 juta hektar dari Sumatera hingga Papua. Namun, usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi berbasis kelapa sawit belum berkembang seperti yang diharapkan.

Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM RI, mengatakan, meski dilanda pandemi Covid-19, produksi kelapa sawit tetap tinggi dan mencapai 49,7 juta ton sepanjang tahun 2021.

“Sedangkan tenaga kerja yang terserap di industri kelapa sawit sebanyak 16,2 juta dengan rincian 4,2 juta pekerja langsung dan 12 juta pekerja tidak langsung,” katanya pada talkshow yang digelar UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Selasa (7/12) kemarin.

Ekspor kelapa sawit juga terus tumbuh. Di tahun 2015 nilainya USD 18,6 miliar dan pada tahun 2020 sudah mencapai USD 24,2. “Produk sawit berkontribusi 15,6 persen dari total ekspor non migas,” katanya.

Menurutnya, praktik sawit berkelanjutan bisa dilakukan melalui konsolidasi usaha, salah satunya lewat program korporasi petani yang memiliki kelembagaan dan tata kelola usaha yang kuat menggunakan jalur koperasi terintergrasi.

Pengembangan UKM berbasis sawit bisa dilakukan dengan memberi kemudahan mengakses KUR, pinjaman dana bergulir bagi koperasi melalui LPDB, dan skema pembiayaan khusus bagi pelaku usaha sektor kelapa sawit oleh Bank Himbara.

"Hasil survei terbaru Kemenkop UKM bekerja sama berbagai lembaga menunjukkan sekitar 95 persen UKM tertarik praktik usaha ramah lingkungan dan sekitar 86 sampai 90 persen tertarik untuk melakukan usaha inklusif," sebutnya.

Keberhasilan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 bertumpu pada dua hal utama. Pertama, lansekap negara tentang ekonomi hijau. Dan yang kedua, kesiapan populasi generasi muda. Menurutnya, kedua hal ini perlu menjadi perhatian khusus dalam pembinaan UKM dan koperasi kelapa sawit.

"Saya berharap bersama stakeholder lainnya, kita dapat berjuang bersama untuk mengoptimalkan pemberdayaan pelaku UKM dan koperasi berbasis sawit. Supaya upaya mewujudkan sawit yang lestari, bernilai tambah, dan menyejahterakan, bisa segera terealisasi," pungkasnya. 


 

Komentar Via Facebook :