Berita / Nusantara /
Uji DNA Wajib Dilakukan Guna Tingkatkan Produktifitas
Ketua DPD I Aspek-PIR Riau, Sutoyo
Pekanbaru, elaeis.co - Setakat ini produktifitas perkebunan kelapa sawit di Nusantara dinilai rendah. Sebab dalam satu hektare kebun hanya menghasilkan sekitar 2 ton tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Ini jauh lebih rendah dari potensinya yang mampu menghasilkan 6 ton setiap hektare.
Guna meningkatkan produktifitas itu, pemerintah berencana akan melakukan uji DNA agar dapat mengetahui jenis bibit kelapa sawit yang ditanam petani.
Hal ini juga berkaitan dengan upaya percepatan peremajaan sawit rakyat (PSR) yang ditargetkan pemerintah.
Aspek-PIR DPD I Riau yang diketuai Sutoyo mengaku mendukung langkah pemerintah tersebut. Menurutnya langkah itu wajib dilakukan untuk mendongkrak produktifitas kebun petani.
"Kita mendukung sebab dari 16,8 juta hektare sawit di Indonesia, 3,8 juta hektare-nya adalah kebun masyarakat yang di dalamnya juga ditanami berbagai jenis varietas, termasuk bibit yang kurang berkualitas," ujarnya kepada elaeis.co, Senin (4/7)
Terlebih lagi langkah ini juga mendukung percepatan PSR. Jadi, menurut Sutoyo ini adalah momen yang tepat untuk mengganti tanaman kelapa sawit para petani.
Jika PSR dengan menggunakan produk berkualitas tersebut, Sutoyo yakin bahwa target 30-35 ton per-hektare setiap tahun dapat tercapai.
"Jika bibit berkualitas yang ditanam, maka akan memberikan keuntungan bagi petani, pengusaha dan juga pemerintah," ujarnya.







Komentar Via Facebook :