Berita / Komunitas /
Tolen Terpilih Lagi, Begini Harapan Gulat
Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr Gulat ME Manurung, dalam sebuah kegiatan organisasi. Foto: Dokumentasi pribadi
Pekanbaru, Elaeis.co - Tolen Ketaren terpilih kembali menjadi Ketua Umum DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE) untuk periode 2021-2026. Petani sawit swadaya yang tinggal di Dumai, Provinsi Riau, ini terpilih secara aklamasi dalam musyawarah nasional (Munas) I SAMADE yang diadakan di Grand Central Hotel, Pekanbaru, pada Kamis (25/11/2021) malam.
Dr Gulat ME Manurung, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), memuji proses pemilihan di Munas SAMADE yang berjalan lancar dan demokratis.
"Tentu saja kami sebagai Ketua Umum DPP APKASINDO menyampaikan selamat dan sukses atas terpilihnya kembali beliau sebagai Ketua Umum SAMADE," kata Gulat kepada Elaeis.co, Sabtu (27/11/2021) malam.
Ia berharap di periode kedua ini Tolen semakin kencang, solid, dan berada di garda terdepan bersama organisasi sawit lainnya untuk membela kepentingan petani sawit. Gulat juga mengajak Tolen ikut meluruskan yang bengkok, baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
"Yang bengkok di sini khususnya adalah berbagai kebijakan yang sangat merugikan petani sawit, baik yang dilakukan oleh para pengusaha sawit maupun oleh negara di semua tingkatan, dari mulai pusat sampai daerah," kata Gulat.
Untuk menyelesaikan yang bengkok-bengkok tersebut, Gulat menyebutkan kata kuncinya adalah komunikasi. Sebab, ia melihat tantangan petani sawit di Indonesia tidak semata-mata hanya berasal dari aspek agronomis, melainkan dari aspek lain yang justru sangat merugikan para petani sawit.
"Tantangan yang dihadapi oleh Pak Tolen, saya, dan jutaan petani sawit lainnya bukan soal agronomis, bukan soal budi daya sawit. Menurut saya, yang kayak begitu sudah selesai. Tantangan di masa depan lebih seram, yakni melawan kampanye negatif sawit. Lalu, peningkatan sumber daya di tingkat petani," kata Gulat.
Karena itu ia mengajak semua elemen harus kompak dan bahu-membahu, jangan mau diadu-domba untuk kepentingan sesaat.
Ia juga mengingatkan semua petani sawit, termasuk Tolen dan segenap pengurus SAMADE, tentang proses sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sudah berjalan dua tahun.
"Peraturan yang ada menyebutkan petani sawit harus sudah mendapatkan sertifikat ISPO dalam lima tahun. Ini sekarang sudah jalan dua tahun, tinggal tiga tahun lagi. Di tahun 2025 semuanya sudah wajib ISP. Pertanyaannya, apakah petani sawit mampu ber-ISPO dalam waktu tiga tahun yang tersisa?" ujarnya.
Sesuai dengan namanya, yakni Sawitku Masa Depanku, Gulat juga berharap semoga SAMADE dan seluruh pemangku kepentingan sawit benar-benar menjadi masa depan Indonesia dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, tata kelola, dan regulasi.
"Lima aspek ini harus seimbang. Menteri jangan hanya sibuk membuat regulasi yang justru menyusahkan dan menjerat diri sendiri, lalu kemudian justru petani yang menjadi tumbal. Kita harus bersama menjaga anugerah Tuhan terhadap Indonesia, sawit bisa tumbuh subur di Indonesia, dan dunia menikmatinya," Gulat menegaskan.







Komentar Via Facebook :