Berita / Nusantara /
Tingkat Kematangan Mempengaruhi Harga TBS
Buah sawit matang di pohon. Foto: Ist.
Bengkulu, elaeis.co - Masih banyak petani sembarangan memanen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Buah sawit yang belum matang ikut dipanen sehingga nilai ekonomisnya menjadi rendah atau bisa tak laku sama sekali.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) cabang Bengkulu, John Irwansyah Siregar mengatakan, petani harus mengenal buah sawit yang matang agar tahu kapan waktu panen yang tepat.
"Jangan karena butuh uang untuk kebutuhan yang mendesak, petani menjadi abai dan cenderung gelap mata sehingga memanen TBS lebih cepat dari jadwal yang seharusnya," kata John, kemarin.
Menurutnya, pabrik kelapa sawit (PKS) hanya membutuhkan buah kelapa sawit matang. Tingkat kematangan buah sawit berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas minyak sawit atau CPO yang dihasilkan.
"Buah yang tepat matang diartikan sebagai buah yang kondisinya memberikan kuantitas dan kualitas minyak maksimal," ujarnya.
Namun bagi pemanen buah di lapangan, tingkat kematangan merupakan sesuatu yang sulit untuk dipastikan. Oleh karena itu seperti halnya berbagai jenis komoditas, kematangan buah dideteksi secara visual yakni berdasarkan warna buah.
Dalam proses pematangan, warna kulit buah secara bertahap berubah dari kehitam-hitaman menjadi jingga kemerahan.
"Kriteria lain adalah bahwa setelah mencapai tahap matang penuh, buah akan mudah terlepas dari tandannya atau disebut dengan membrondol," jelasnya.
Semakin banyak yang membrondol, berarti buah sawit semakin matang. Banyak PKS malah menganjurkan buah yang dipanen adalah buah berondol.
"Tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena adanya kesulitan, yaitu pengutipan berondolan dan asam lemak bebas (ALB/FFA) menjadi tinggi," jelasnya.
Ia menambahkan, apabila pemanenan buah sawit dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam prosentase tinggi atau lebih dari 5%. Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
"Minyak sawit dihasilkan oleh buah dan kandungan minyak akan meningkat seiring dengan kematangan buah. Maka pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab rendemen dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini," tutupnya.







Komentar Via Facebook :