Berita / Sumatera /
Terhenti, Eksportir Diminta Kembali Garap Bisnis Arang Cangkang Sawit
Arang cangkang sawit. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Eksportir arang cangkang sawit di Bengkulu diharapkan kembali menjalin kerja sama dagang dengan pembeli di luar negeri. Potensi cangkang sawit cukup besar, namun pemasarannya belum maksimal.
Kepala Kantor Karantina Pertanian Bengkulu, drh Bukhari mengatakan, arang cangkang sawit sebenarnya bukan komoditas ekspor baru di Bengkulu.
"Tahun 2020 silam, pada saat pandemi Covid-19, Bengkulu sebenarnya pernah mengekspor arang cangkang sawit ke Korea Selatan. Tapi sekarang terhenti," kata Bukhari, kemarin.
Menurutnya, potensi bisnis arang cangkang sawit cukup menjanjikan karena banyak dibutuhkan di luar negeri. "Bengkulu bisa menjadi salah satu pemasok ke pasar global. Produksi cangkang sawit di Bengkulu cukup banyak, rata-rata mencapai 8 ribu ton setiap bulannya," sebutnya.
Ia menduga, terhentinya kegiatan ekspor arang cangkang sawit dari Bengkulu disebabkan eksportir mengapalkannya melalui provinsi lain.
"Tida tercatat kegiatan ekspor arang cangkang sawit melalui Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu, kemungkinan besar diekspor melalui provinsi lain," ujarnya.
Menurutnya, saat ini ekspor komoditas pertanian yang dilakukan di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu hanya sebatas cangkang sawit saja. "Komoditas pertanian lainnya belum ada," tuturnya.
Bukhari mengatakan, jika Bengkulu bisa kembali mengekspor arang cangkang sawit, maka keuntungannya akan semakin besar dibandingkan hanya mengekspor cangkang sawit. Saat ini harga arang cangkang sawit mencapai Rp 7.000/kg, sementara harga cangkang sawit hanya Rp 800 hingga Rp 1.200/kg.
"Ekspor arang cangkang sawit nilainya berkali-kali lipat dibanding cangkang biasa," tutupnya.







Komentar Via Facebook :