Berita / Serba-Serbi /
Tenun Songket, Potensi Ekonomi Kreatif yang Menunggu Dipoles
Muhammad Syafaat, Ketua Komisi IV DPRD Inhu, melihat langsung hasil tenunan songket karya warga Desa Seluti. Foto: Ist.
Rengat, elaeis.co - Kerajinan tenun songket di Desa Seko Lubuk Tigo (Seluti), Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu (inhu), Riau, butuh perhatian dari pemerintah. Warisan tersebut harus dijaga, dirawat, serta dikembangkan secara optimal.
Ketua Komisi IV DPRD Inhu, Muhammad Syafaat, mengatakan, tenun songket tak hanya dinilai sebagai sebuah produk akan tetapi juga merupakan aset daerah yang ke depan bisa berkontribusi terhadap multi bidang. Mulai dari budaya, pariwisata, hingga ekonomi kreatif.
"Itu sebabnya diperlukan upaya-upaya serius dan kolaboratif untuk mengembangkannya," katanya, kemarin.
Beberapa hari lalu dia berkunjung ke Seluti melihat potensi kerajinan yang ada di desa tersebut. Di sana ada dua pusat pembuatan songket, satu dikelola oleh BUMDes Tunas Harapan Baru dan rumah tenun lainnya dikelola warga.
"Sayang sekali, songket selama ini hanya diketahui oleh masyarakat desa setempat, tidak mencuat ke publik akibat kurang mendapat perhatian berbagai kalangan terutama pemerintah daerah," ujarnya.
Dia menyebutkan, masyarakat Riau selama ini hanya mengenal tenun Siak. " Nah, ini kesempatan branding bagi daerah. Lewat potensi kerajinan Desa Seluti, pemda bisa mendekatkan masyarakat agar lebih mengenal Inhu," tukasnya.
"Jika dilihat dari sisi ekonomi, tenun songket merupakan satu dari 14 subsektor ekonomi kreatif yang memiliki peluang besar untuk bertumbuh," tambahnya.
Itu sebabnya dia meminta Pemkab Inhu memprioritaskan tenun songket jika benar-benar fokus mengembangkan sektor ekonomi kreatif.
"Sejauh ini belum ada dukungan nyata dari pemerintah. Padahal untuk bisa benar-benar berkembang, usaha tenun ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya dari sisi SDM, pemasaran, dan inovasi," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :