Berita / Sumatera /
Teknik Underplanting Tidak Dilarang, tapi Risiko Tanggung Sendiri
Peremajaan kebun sawit dengan cara underplanting. Foto: Bibitsawitkaret.blogspot.com
Bengkulu, elaeis.co - Banyak perkebunan sawit di Malaysia meremajakan kebun tanpa menebang pohon tua. Bibit sawit ditanam di sela tanaman lama yang masih dipanen oleh pemiliknya. Teknik seperti ini dikenal dengan sebutan underplanting.
Meski sekilas menguntungkan karena masih bisa panen, tapi teknik ini ternyata cukup berisiko. Selain menghambat pertumbuhan tanaman baru, juga rentan diserang ganoderma.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, beberapa petani di Bengkulu ada yang mencoba menggunakan teknik underplanting untuk meremajakan kebunnya. Maksudnya supaya tetap punya penghasilan sembari menunggu tanaman muda berbuah.
"Teknik ini tidak salah untuk diterapkan, tapi risikonya terhadap tanaman kelapa sawit yang baru saja ditanam harus dipertimbangkan juga," kata Ricky, kemarin.
Menurutnya, underplanting yang dilakukan secara sembarangan malah bisa menghancurkan perkebunan kelapa sawit dalam waktu yang tidak terlalu lama.
"Beberapa perkebunan yang pernah saya kunjungi telah mengalami nasib seperti itu. Kasihan mereka telah termakan ide yang semula dipandangnya unggul, malah membuat kebun mereka rusak," ujarnya.
Menurut Ricky, memang ada keuntungan teknik underplanting dibanding teknik replanting. Diantaranya, hasil pemetikan buah bisa digunakan untuk menutup atau mengurangi beban biaya replanting.
"Tapi tunggu 8 sampai 10 tahun kemudian, bisa-bisa pohon sawit di lokasi tersebut sudah banyak bertumbangan. Akibatnya produksi kebun merosot terus. Mengapa itu terjadi? Karena serangan ganoderma yang berat," paparnya.
Ricky menjelaskan, ganoderma adalah cendawan patogen. Serangannya dapat mengakibatkan pembusukan pada pangkal batang kelapa sawit. Itu sebabnya penyakit yang ditimbulkannya disebut busuk pangkal batang. Jika pangkalnya busuk, tanaman kelapa sawit akan mati dan tumbang.
"Kejadian serangan ganoderma pada perkebunan kelapa sawit biasanya semakin meningkat dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi," jelasnya.
Penanaman dengan teknik underplanting juga menurutnya bisa membuat produktivitas tanaman sawit yang baru menurun. Hal itu bisa terjadi akibat sawit yang baru ditanam akan kekurangan nutrisi karena berebut dengan pohon kelapa sawit yang besar.
"Banyak petani mengeluhkan kelapa sawit mereka tidak berbuah padahal sudah besar dan berumur. Pas ditanya, ternyata mereka menggunakan teknik underplanting," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Ricky menyarankan agar petani kelapa sawit di Bengkulu menggunakan teknik replanting dibandingkan underplanting. Dengan replanting, maka seluruh pohon kelapa sawit ditumbangkan dan diganti dengan tanaman kelapa sawit baru.
"Tentu saja replanting lebih baik. Meski begitu, jika ada petani tetap melakukan underplanting, kami tidak melarang. Hanya saja risiko tanggung masing-masing," tutupnya.







Komentar Via Facebook :