Berita / Sumatera /
TBS Tiba-tiba Ganti Harga, Petani Sawit Bonyok
Pekerja menimbang hasil panen petani sawit. Foto: Adin Salihin
Rengat, elaeis.co - Petani sawit di Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, mengeluh. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit terjun bebas.
Dasman Efendi, petani sawit swadaya yang tinggal di Kelurahan Peranap, Kecamatan Peranap, mengatakan, harga TBS di tingkat toke di daerah itu rontok hingga mencapai Rp 1.300 dari sebelumnya.
"Beberapa hari lalu masih Rp 3.300/kg, lalu turun menjadi Rp 2.100/kilogram. Terakhir, buah sawit saya dihargai Rp 2.000/kg," katanya kepada elaeis.co, Senin (25/4/22).
Menurutnya, anjloknya harga TBS adalah imbas dari rencana pemberlakukan larangan ekspor bahan baku minyak goreng.
"Kami memprediksi, saat pelarangan itu diberlakukan, harga sawit bakal tambah menukik tajam di tingkat petani swadaya. Tangki penampungan minyak sawit di pabrik akan melimpah. Nah, timbullah kebijakan perusahaan membatasi pembelian TBS, yang bonyok justru petani," katanya.
Dia yakin penurunan harga TBS yang terjadi saat ini adalah kebijakan sepihak perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS).
"Dinas Perkebunan Provinsi Riau belum menetapkan perubahan harga jual kelapa sawit. Padahal PKS harus mengacu kepada ketetapan harga pemerintah," katanya.
Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defri Hatmaja, mengingatkan PKS di Riau tetap mempedomani ketetapan harga resmi yang dibuat sesuai Permentan 01/2018 Peraturan Gubernur Riau nomor 77/2020 tentang Tata Niaga TBS Pekebun Riau.
Dia menjelaskan, harga TBS dipengaruhi oleh Indeks K dan harga CPO serta harga minyak kernel di pasar global .
"Artinya semakin tinggi harga CPO dan harga kernel di pasar internasional, maka harga TBS akan semakin meningkat. Demikian juga sebaliknya. Jangan turunkan harga TBS tanpa mengikuti perkembangan harga CPO dan kernel di pasar internasional," katanya.







Komentar Via Facebook :