https://www.elaeis.co

Berita / Kalimantan /

Tata Kelola KEK MBTK Di-review

Tata Kelola KEK MBTK Di-review

KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan. foto: Pemprov Kaltim


Samarinda, elaeis.co - Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (kaltim) melakukan tinjauan (review) terhadap pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK)

KEK MBTK merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo 1 April 2019. Kawasan ini memiliki total luas area 557 hektare di Kabupaten Kutai Timur. KEK ini berada pada posisi geostrategis yaitu terletak pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. Lintasan ini merupakan jalur laut perdagangan internasional yang menghubungkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi serta merupakan jalur regional lintas trans Kalimantan.

Saat melakukan review, Tim Perwakilan BPKP Prov. Kaltim melakukan observasi ke lapangan untuk melihat perkembangan yang sebenarnya. Temuan di lapangan menjadi dasar untuk membuat laporan tata kelola PSN KEK MBTK.

Tim Perwakilan BPKP Kaltim melaporkan bahwa kawasan ini kaya akan sumber daya alam terutama kelapa sawit, kayu, dan energi.

"Sudah terdapat pembangunan di lokasi kawasan KEK oleh PT Palma Serasih Indonesia (PSI) dengan nilai investasi hingga Rp 45 milyar," demikian kutipan laporan tim dalam keterangan resmi Kominfo BPKP Kaltim.
 
KEK MBTK diharapkan dapat mendorong penciptaan nilai tambah melalui industrialisasi berbagai komoditi di wilayah tersebut. Berdasarkan keunggulan geostrategis wilayah Kutai Timur, KEK MBTK akan menjadi pusat pengolahan kelapa sawit dan produk turunannya, serta pusat bagi industri energi seperti industri mineral, gas dan batu bara.

PT PSI mulai beroperasi di KEK MBTK sejak Juli 2022 lalu dan menjadi perusahaan pertama yang berdiri di kawasan itu. Penandatanganan kerjasama antara PT MBTK dengan PT PSI menjadi awal dari operasionalisasi KEK MBTK.

PT PSI merupakan perusahaan perkebunan dan industri pengolahan minyak kelapa sawit yang berinvestasi membangun bulking station Crude Palm Oil (CPO) dan refinery di MBTK. Untuk tahap awal pembangunan tangki timbun berada di lahan seluas 3 hektare, sedangkan untuk refinery akan dibangun di atas lahan seluas 6,4 hektare.

Plt. Ditektur MBTK, M Ade Himawan, mengatakan, ke depannya akan ada lebih banyak calon tenant yang masuk ke MBTK. "Kehadiran pabrik milik PT PSI ini akan memancing investor lainnya untuk segera merealisasikan investasinya di KEK MBTK," sebutnya.

“Kami dari pengelola juga mohon dukungan dari masyarakat Kutai Timur untuk turut mengembangkan industri di KEK Maloy,” tambahnya.

Masuknya investasi diharapkan dapat menambah hilirisasi yang akan menambah pemasukan terhadap devisa daerah, membuka lapangan pekerjaan, dan perkembangan ekonomi.

KEK MBTK diproyeksikan menarik investasi sebesar Rp 34,3 trilyun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 55.700 orang hingga tahun 2025, serta meningkatkan PDRB Kutai Timur hingga Rp 4,67 triliun per tahunnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :