https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

Supaya Duit TBS tak Menguap, Rantai Pasok Harus Dipangkas

Supaya Duit TBS tak Menguap, Rantai Pasok Harus Dipangkas

Djono Albar Burhan, S. Kom, MMgt (Int. Bus), CC, CL (Dok. pribadi)


Pekanbaru, Elaeis.co - Rantai pasok atau supply chain yang cukup panjang saat ini masih menjadi persoalan bagi petani kelapa sawit di berbagai daerah di Indonesia. Panjangnya rantai pasok menyebabkan hasil penjualan tandan buah segar (TBS) yang didapatkan petani semakin sedikit. 

Djono Albar Burhan, S. Kom, MMgt (Int. Bus), CC, CL, pengurus Bidang Internasional dan Pengembangan SDM DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), menyebutkan, ada empat tipe rantai pasok yang dialami petani sawit. 

Pertama, kata Djono, TBS sawit dari petani swadaya dikumpulkan ke kelompok tani atau koperasi, lalu dikumpulkan ke agen besar, baru dijual ke pabrik kelapa sawit (PKS).

"Kedua, dari petani swadaya, kemudian dikumpulkan ke koperasi atau kelompok tani, lalu ke agen kecil, setelah itu ke agen besar, baru dijual ke PKS," ujar Djono. 

Yang ketiga rantai pasoknya lebih panjang lagi. Yakni sawit dari petani swadaya, kemudian dikumpulkan ke agen kecil, lalu ke agen besar, setelah itu ke pemegang DO, lalu terakhir dijual ke PKS. 

"Keempat, ini yang paling panjang, itu sawit dari petani swadaya kemudian ke koperasi atau kelompok tani, lalu ke agen kecil, kemudian ke agen besar, selanjutnya ke pemegang DO, baru dijual ke PKS," urainya. 

Jebolan The University of Auckland, Selandia Baru, itu mengatakan, saat ini masih banyak petani yang terjebak di empat tipe rantai pasok tersebut. Menurutnya, dengan panjangnya rantai pasok, maka petani akan semakin dirugikan.

"Jika supply chain semakin panjang, maka harga tertinggi itu di end user atau pengguna akhir. Dan yang paling tidak diuntungkan adalah yang paling awal, yaitu petani. Karena tentu setiap tahapan itu mereka menginginkan keuntungan. Jadi semakin kecillah harga yang didapatkan petani swadaya," terang Djono. 

Menurutnya, satu-satunya cara agar para petani sawit mendapatkan harga yang maksimal adalah dengan memangkas rantai pasok tersebut. 

"Yang paling ideal adalah dari petani swadaya kemudian dikumpulkan ke kelompok tani atau koperasi lalu langsung ke PKS. Dengan begitu petani akan mendapatkan harga langsung dari PKS. Karena koperasi atau kelompok tani adalah kelembagaan petani sendiri. Jadi keuntungan yang diambil hanya untuk biaya operasional saja," tambahnya. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :