https://www.elaeis.co

Berita / Komoditi /

Sulitnya Air Jadi Kendala Produksi Padi di Riau

Sulitnya Air Jadi Kendala Produksi Padi di Riau

Ilustrasi sawah. Net


Pekanbaru, Elaeis co -�Salah satu faktor yang menjadi kendala produksi padi di Riau adalah ketersediaan air yang kurang memadai. Sebab sebagian besar lahan sawah di Riau adalah sawah tadah hujan. Sehingga, jika musim kemarau maka kondisinya akan kering.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Wisnu Handana bercerita lantaran hal itulah maka Riau masih cukup kesulitan untuk ikut menyukseskan program tanam dua kali dalam setahun. Apalagi ikut memaksimalkan program Kementerian Pertanian yakni tanam 4 kali dalam setahun guna meningkatkan produksi padi nasional.

"Saat ini hanya ada 14.321 hektar sawah yang mampu melakukan 3 kali tanam dalam setahun. Sedangkan total sawah di Riau berdasarkan� SK Menteri ATR luas baku sawah mencapai 62.689 hektar," katanya�kepada Elaeis.co, Minggu (31/10).

Selain persoalan mendasar tadi, kendala produksi padi di Riau juga dipengaruhi akan terbatasnya benih varietas unggul. Sehingga memaksa petani untuk menggunakan benih lokal yang berumur panjang.�

Untuk itu saat ini Distan Riau tengah berupaya melakukan penangkaran padi dan pengembangan varietas unggul spesifik lokasi serta pemupukan yanh berimbang.

"Kota juga dorong peningkatan IP dengan potensi 48.369 hektar dari IP100 ke IP200 dengan pengelolaan dan perbaikan jaringan irigasi maupun pembangunan sumber air baik kewenangan PU Pusat, Provinsi dan Kabupaten," paparnya.

Dikatakan Wisnu, wilayah yang berpotensi untuk mengembangkan program IP400 atau tanam 4 kali dalam setahun berada di wilayah Rokan Ruku tepatnya di kawasan Rambah Samo. Ada juga di Kuansing di wilayah Benai. "Tentu kita juga dorong pengembangan kelembagaan korporasi perani," terangnya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertanian saat ini tengah kampanyekan program tanam padi 4 kali dalam setahun. Terobosan ini diambil guna meningkatkan produksi padi nasional.

Tak hanya meningkatkan produksi padi, terobosan itu dinilai Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga dapat menaikan penghasilan petani, dan memperkuat ketahanan pangan.�

"Tentu, untuk mewujudkannya perlu didukung dengan ketersediaan air, varietas padi unggul, mekanisasi, korporasi petani, dan kelembagaan dari hulu hingga hilir yang terintegrasi," ujarnya usai mengikuti gelaran panen padi di desa Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.

Ia mengatakan terobosan tadi telah sukses di Sukoharjo. Untuk itu ia optimis, terobosan itu juga akan berhasil jika diterapkan di seluruh Indonesia.

"Model ini tidak hanya untuk Sukoharjo saja, tapi akan kita terapkan di seluruh Indonesia," terangnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait :