Berita / Bisnis /
Sukses Kendalikan Hama Minim Pestisida, Astra Agro Peroleh Apresiasi
Dirut Astra Agro Lestari, Santosa, memperoleh penghargaan The Best CEO 2024 dari Tempo-IDNFinancials.
Bandung, elaeis.co - Ajang bergengsi Top CEO Indonesia Awards 2024 yang diselenggarakan Tempo-IDN Financials menganugerahkan penghargaan kepada Direktur Utama PT Astra Agro Lestari Tbk., Santosa, sebagai CEO terbaik bersama dengan 50 CEO dari perusahaan ternama lainnya.
Dalam ajang tahunan yang berlangsung di Pullman Grand Central, Bandung, Jumat malam, 15 November 2024, para CEO tersebut dianggap berhasil memimpin perusahaan dengan pencapaian kinerja yang luar biasa dan penerapan program keberlanjutan sepanjang 2022-2023.
Mereka juga dinilai sukses dalam meningkatkan aset, ekuitas, pendapatan, dan laba bersih, serta mengimplementasikan program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan, sosial, dan masyarakat.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli yang menghadiri acara tersebut memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang ikut berkontribusi atas kemajuan bangsa. “Selamat atas terselenggaranya acara yang luar biasa ini. Selamat kepada para CEO Indonesia yang terpilih,” ujarnya.
Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu berharap para pemimpin perusahaan mau bekerja sama membangun negeri, guna mendukung tekad Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi delapan persen dalam rangka merealisasikan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Pengendalian hama minim pestisida
Santosa dinobatkan sebagai “The Best CEO with Special Mention: The Most Consistent Listed Company in Efforts to Reduce Pesticide in Pest Management”. Tahun lalu, dalam ajang Top CEO Indonesia 2023 di Bali, Santosa juga dinobatkan sebagai CEO Terbaik Bidang Pertanian atas kinerja AALI yang gemilang.
Di bawah Santosa, AALI secara konsisten melakukan pengendalian hama dengan menekan penggunaan pestisida, mengadopsi praktik berkelanjutan dalam melakukan bisnis perkebunan. Hal ini sejalan dengan program Sustainability Development Goals.
Dalam keterangan yang diterima elaeis.co, Sabtu sore, 16 November 2024, disebutkan bahwa Astra Agro Lestari melakukan serangkaian riset untuk mengatasi serangan hama sekaligus mendongkrak keberhasilan penyerbukan sehingga produksi tandan buah segar (TBS) dapat meningkat.
Langkah ini juga sebagai upaya melindungi petani plasma dan swadaya dari serangan hama yang mengancam kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana diketahui dan sudah banyak dirasakan, serangan hama serangga di kebun dapat berakibat fatal, menurunkan produktivitas dan merusak tanaman.
Santosa menjelaskan, pemanfaatan predator hama menjadi upaya serius yang dilakukan perseroan dengan melaksanakan penelitian dan mendigitalisasi sistem antisipasi serangan hama. Upaya ini bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Menurut dia, pengendalian hama dengan parasitoid yang dilakukan Astra Agro mampu menekan biaya aplikasi pestisida. Sayangnya tidak dirinci besaran dan persentase biaya yang bisa ditekan.
Merujuk pada Laporan Keberlanjutan AALI 2023, perusahaan telah mengadopsi rantai makanan alami untuk pengendalian hama melalui metode pengendalian hayati. Yaitu, dengan menggunakan predator alami untuk menekan populasi hama. Seperti, serangga predator untuk hama ulat, burung hantu untuk pengendalian tikus, dan sebagainya.
Selain itu, AALI juga mengembangkan kawasan tanaman dan lokasi konservasi yang berfungsi sebagai habitat predator hama. Disebutkan, sampai tahun 2023, perusahaan telah memperluas kawasan tanaman bermanfaat menjadi 2,81 juta m², naik dari 1,97 juta m² pada tahun 2021 dan 2,5 juta m² pada tahun 2022.
Sementara itu, kawasan konservasi juga bertambah, dari 5.600 petak pada tahun 2021 menjadi 8.200 petak pada tahun 2022, dan mencapai 10.600 petak pada tahun 2023. Ada pun luas total kebun sawit perusahaan ini pada 2024 tercatat 285.387 hektare.
Santosa yang bergabung dengan Grup Astra sejak lama, persisnya tahun 1989, memahami betul bahwa budidaya kelapa sawit tak lepas dari masalah hama. Namun, pestisida kimia bukan lagi satu-satunya solusi, apalagi jika mempertimbangkan dampak buruk yang ditimbulkannya terhadap lingkungan.
“Bagi kami, pestisida kimia kini dianggap sebagai pilihan terakhir, hanya digunakan pada proses pembibitan atau pada saat serangan hama kritis,” ucap pria kelahiran Pria kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 1 Juni 1966, ini.
Meskipun menghadapi tantangan fluktuasi harga komoditas, AALI menyebut telah menunjukkan kinerja yang konsisten. Hingga September 2024, pendapatan perusahaan meningkat sebesar 3,8% secara tahunan (yoy).
Sementara EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) tumbuh sebesar 11,1% secara tahunan, menandai pemulihan positif setelah penurunan harga minyak sawit pada tahun sebelumnya.







Komentar Via Facebook :