https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Sudah 4 Hari Warga 3 Desa Blokade Jalan Menuju PT Priatama Riau

Sudah 4 Hari Warga 3 Desa Blokade Jalan Menuju PT Priatama Riau

Massa blokade jalan PT Pratama Riau dan Gelar Yasinan.(Ist)


Rupat, elaeis.co - Empat hari sudah masyarakat dari Desa Darul Aman, Kelurahan Tanjung Kapal, dan Kelurahan Batu Panjang, Rupat, Bengkalis bertahan di bawah tenda perjuangan memblokade jalan menuju PT Pratama Riau. Aksi ini merupakan buntut dari tidak direalisasikannya kebun 20% untuk warga oleh perusahaan kelapa sawit tersebut.

Massa menilai sampai hari ini  belum ada tanda-tanda itikad baik dari pihak perusahaan. Padahal kebun 20% seharusnya adalah kewajiban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

Ketua HPMR Bengkalis, Rahmat Syukri Hidayat, perusahaan justru dinilai bermain dengan waktu. Keputusan digantung, dan di lapangan muncul berbagai upaya yang diduga bertujuan untuk membenturkan warga dengan para karyawan, agar situasi menjadi kacau dan citra perjuangan masyarakat tercemar.

"Kita prihatin dengan kondisi ini. Tentu kita terus serukan solidaritas sesama masyarakat Rupat. Perjuangan warga tersebut bukan hanya persoalan plasma, tetapi pertaruhan marwah Pulau Rupat," katanya, Kamis (16/10).

Menurutnya konflik saat ini menjadi permasalahan di Pulau Rupat. Sebab jika  PT Priatama Riau itu berani memperlakukan warga semena-mena, maka tidak kecil kemungkinan akan ada perusahaan lain melakukan hal yang sama.


"Seharusnya semua perusahaan yang beroperasi di Pulau Rupat menghormati masyarakat setempat, bukan memperlakukan mereka seperti tamu di tanah sendiri. Perusahaan datang menumpang di bumi kita, menikmati hasil alam kita. Sudah sepatutnya mereka menghargai masyarakat Rupat, bukan menindasnya,” tegasnya.

Dari kacamatanya, massa yang datang tidak membuat kekacauan, tidak juga untuk menantang siapa pun. Massa hanya menegakkan hak yang seharusnya mereka peroleh.

"Seruan ini menjadi pengingat keras bagi semua pihak, bahwa Pulau Rupat bukan tanah tanpa marwah. Bahwa setiap ketidakadilan yang terjadi di satu desa adalah luka bagi seluruh pulau," katanya.

“Rupat ini bertuan, dan masyarakatnya tidak bisa dibodohi. Kalau satu kampung tertindas, seluruh Rupat akan berdiri. Karena marwah Rupat terlalu besar untuk dikecilkan,” tandasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :