Berita / Nasional /
Strategi Jitu Jateng Dongkrak 193 Ribu UMKM Naik Kelas
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Eddy S. Bramiyanto.(Dok)
Semarang, elaeis co - Dengan 193 ribu UMKM binaan, Jateng tancap gas lewat pelatihan, sertifikasi, dan ekosistem kreatif, memastikan pelaku usaha lokal naik kelas dan tangguh di tengah persaingan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) tancap gas memacu pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lewat strategi yang terukur: pelatihan intensif, pendampingan berkelanjutan, kolaborasi lintas daerah, serta pembangunan ekosistem bisnis kreatif.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Eddy S. Bramiyanto, mengungkapkan saat ini ada 193.932 UMKM binaan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Angka itu menyumbang omzet fantastis Rp69,78 triliun per tahun dan menyediakan lapangan kerja bagi 1,36 juta orang.
“Kemanapun ilmunya, inovasinya, yang penting jadi duit,” ujar Eddy, Selasa (12/8/2025), saat membuka Pelatihan Pengolahan Produk Berbasis Sawit bersama Elaeis Media Group di Semarang.
Salah satu strategi utama Pemprov Jateng adalah memastikan alokasi anggaran benar-benar menyentuh pelaku usaha. Sebanyak 90% anggaran Dinkop UKM diarahkan untuk kegiatan yang bersentuhan langsung dengan UMKM.
Bahkan, ada aturan unik: bahan baku pelatihan harus dibeli dari desa tempat kegiatan berlangsung.
“Kalau pelatihannya di desa, ya telur atau tepungnya harus beli dari desa itu. Jangan dibawa dari kota. Supaya warung-warung desa ikut kecipratan rezeki,” kata Eddy.
Strategi ini terbukti memutar roda ekonomi lokal sekaligus menumbuhkan rasa memiliki di masyarakat.
Tahun 2025 menjadi momen penting untuk mendorong UMKM naik kelas. Pemprov Jateng menyiapkan program yang menyasar dari hulu hingga hilir, mulai dari pelatihan keterampilan usaha produktif untuk 50 orang per angkatan, bimbingan teknis pemasaran online yang membekali 50 UMKM agar melek digital, hingga fasilitasi sertifikasi halal bagi 100 pelaku usaha guna membuka peluang pasar yang lebih luas.
Sosialisasi keamanan pangan dan izin edar juga digelar untuk 180 UMKM, diikuti program diversifikasi produk bagi 75 pelaku usaha agar tidak bergantung pada satu jenis produk saja. Mengingat 90% peserta pelatihan adalah perempuan, pendampingan kewirausahaan perempuan menjadi fokus penting, sekaligus memperkuat ekosistem inkubasi melalui Hetero Space sebagai ruang tumbuhnya wirausaha kreatif dan inovatif.
Strategi memperluas pasar juga diwujudkan melalui Galeri UMKM di Bandara Ahmad Yani Semarang. Ribuan produk UMKM dipamerkan dan dijual di sana, mencatat omzet hingga Rp800 juta per tahun.
Namun, menurut Eddy, nilai terbesarnya adalah jaringan kemitraan yang terbentuk. “Banyak pembeli datang langsung ke lokasi produksi setelah melihat produk di bandara,” ujarnya.
Pelatihan berbasis sawit yang digelar bersama Elaeis Media Group menjadi salah satu contoh nyata pembentukan UMKM tangguh. Eddy menegaskan, dukungan dari sektor swasta akan diberikan kepada UMKM yang konsisten dan berkembang.
Dengan 193 ribu UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah, Jateng memantapkan langkah lewat strategi yang jelas: alokasi anggaran berpihak, penguatan kapasitas, ekosistem kreatif, kolaborasi rantai pasok, dan pembukaan akses pasar baru.
Inilah kombinasi strategi yang membuat UMKM Jateng bukan hanya bertahan, tapi siap bersaing di tingkat nasional dan internasional.







Komentar Via Facebook :