https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Soal Sertifikasi Sawit Berkelanjutan; Di Malaysia Petani Dibantu Biaya, di Indonesia Justru 'Menjerit'

Soal Sertifikasi Sawit Berkelanjutan; Di Malaysia Petani Dibantu Biaya, di Indonesia Justru

Para petani kelapa sawit asal Indonesia berfoto bersama Sekjen CPOPC. Foto: ist


Melaka, elaeis.co - Ada yang menarik dalam helat International Smallholders Workshop and Field Visit (ISWFV) yang digelar oleh Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) di Melaka, Malaysia pada hari ini dan besok. 

Semua pejabat negara penghasil kelapa sawit yang hadir dalam acara itu kelihatan fokus pada sawit keberlanjutan. 

Tapi dari semua itu, justru paparan pejabat Malaysia yang beda. Dalam siaran pers yang diterima elaeis.co tadi sore, Sekretaris Jenderal, Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia, YBhg. Dato' Mad Zaidi Bin Mohd Karli mengatakan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana insentif The Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) bagi petani. 

Baca juga: CPOPC Kumpulkan Petani Sawit 15 Negara di Malaysia. Ini yang Dibahas

"Kami menyadari bahwa beberapa petani masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan sertifikasi lantaran terkendala keuangan. Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia mengambil langkah proaktif dengan mengalokasikan dana insentif MSPO untuk meringankan beban yang ditanggung petani kecil kami,” katanya.

Kalau di Malaysia ada MSPO, di Indonesia ada juga yang namanya Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Sejak diumumkan hingga akan menjadi mandatori di tahun 2025, pemerintah belum pernah menyodorkan solusi seperti yang disampaikan oleh Zaidi tadi.  

Di acara CPOPC itu, Wakil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dr. Musdhalifah Machmud hanya mengatakan bahwa praktik keberlanjutan petani dapat dicapai dengan perbaikan kebijakan, Good Agricultural Practices, serta pelatihan dan advokasi bagi petani.

Padahal di satu sisi, dia mengatakan kalau Indonesia memandang bahwa petani kecil adalah solusi dan peluang untuk bergerak maju menuju kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.

Di sisi lain, Subsekretaris Pertanian dan Peternakan Honduras, Ing. Roy Lazo Rodríguez menegaskan, bantuan pemerintah tidak akan cukup untuk memenuhi semua dukungan yang dibutuhkan petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. 

“Sekarang Honduras menjadi bagian dari CPOPC, saya berharap para petani kita, serta pemerintah, dapat belajar dari praktik dan kebijakan satu sama lain,” Rodriguez berharap.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :