Berita / Nusantara /
Siasati Anjloknya Harga, Petani Sawit Diminta Tidak Panen Serentak
Truk TBS antre menunggu giliran masuk PKS. foto: ist.
Bengkulu, elaeis.co - Pengamat Pertanian Bengkulu, Prof Dr Zainal Muktamar, menyarankan agar para petani kelapa sawit tidak memanen tandan buah segar (TBS) secara serentak. Menurutnya, panen berbarengan akan menyebabkan harga TBS kelapa sawit menjadi murah dan tidak stabil.
"Kalau pasokan melimpah, maka harga TBS kelapa sawit akan menjadi murah. Itulah yang terjadi sekarang ini, pabrik kelapa sawit (PKS) menerapkan hukum dagang supply and demand," katanya, Sabtu (6/5).
Jika tidak memanen sawit secara serentak, menurutnya, pasokan TBS ke pabrik akan menjadi stabil sehingga harga TBS kelapa sawit tetap terjaga.
"Petani sebaiknya memanen TBS secara bertahap dan mengatur pasokannya ke pabrik agar harga tetap stabil dan tidak murah," tambahnya.
Iskandar Maun, petani kelapa sawit di Bengkulu, sependapat dengan Zainal Muktamar. Menurutnya, petani bisa mengatur waktu panen TBS agar tidak bersamaan dengan petani lainnya.
"Tidak ada salahnya mengikuti saran dari Pak Zainal. Petani harus punya strategi agar harga TBS tetap tinggi," tukasnya.
Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Bengkulu, Jakfar, juga memandang ide itu layak dicoba. Apkasindo Bengkulu akan berkoordinasi dengan anggotanya untuk bersama-sama mengatur waktu panen TBS agar pasokan ke PKS terkontrol.
"Kami mengapresiasi saran dari Pak Zainal dan akan berkoordinasi dengan para petani," ucapnya.
Namun ada juga yang merasa agak sulit menggeser jadwal panen agar tidak serentak dengan petani lainnya. "Masa panen tergantung kematangan TBS. Kalau buah sawit sudah matang sempurna, ya harus dipanen meskipun petani lain juga sedang panen," tandas petani lainnya.







Komentar Via Facebook :