https://www.elaeis.co

Berita / Feature /

Si Gadis Cantik Pemanen Sawit

Si Gadis Cantik Pemanen Sawit

Risalatul Halimah saat memanen sawit di kebun kelapa sawit ayahnya di Teluk Kabung Kecamatan Gaung Kabupaten Inhil, Riau. foto: ist


Tak terasa sudah hampir enam tahun Risa bersahabat dengan dodos sawit. Abah sakit muasalnya. 

Sepintas orang tak akan percaya kalau perempuan 17 tahun ini mahir memanen Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit pakai dodos --- pisau berbentuk chisel --- atau mengengkol mesin dan mengemudikan pompong --- sampan kecil bermesin robin. 

Untuk kemahiran yang terakhir itu, lebih dari satu juta pasang mata sudah menengok langsung di kanal youtube lulusan Madrasah Aliyah Nurul Huda Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau itu. 

Kanal dengan 114 ribu subscribers tadi bernama ‘Risalatul Halimah’, begitu jugalah nama lengkap anak kelima dari lima bersaudara ini. Yang pasti, dua kemampuan itu dia punya bukan demi mengisi konten. 

Tapi itu semua bermula dari ayahnya Masran 64 tahun yang mendadak jatuh sakit. “Badan Abah tiba-tiba terasa berat, sulit untuk digerakkan. Makanya Abah hanya bisa terbaring saja,” kenang perempuan yang jamak dipanggil Risa ini saat berbincang dengan Elaeis Magazine, dua pekan lalu. Kejadian itu persis saat Risa baru masuk kelas 1 SMP. 

“Waktu itu Abah sudah dibawa berobat, tapi hingga setahun, belum juga ada hasil. Abah kemudian dibawa ke dukun. Kata yang mengobati, ada mahluk besar selalu nempel di tubuh Abah,” katanya.   

Misran jatuh sakit, otomatis kebun kelapa sawit tak ada yang mengurusi. Maklum, kebun yang terdiri dari lima bidang itu, abang pertama dan kedua nya Risa menjadi pemilik masing-masing satu bidang. Tiga bidang lagi milik Misran. Hanya saja, abang pertama tinggal di Jawa. Sementara abang kedua, mengurus kebun sendiri.  

 

Risa tak hafal berapa total luas kebun yang berada tak jauh dri rumah mereka di Desa Teluk Kabung --- warga di sana lebih sering menyebut Parit Cahaya Muda --- Kecamatan Gaung Kabupaten Inhil itu. “Yang saya tahu, pada 3 bidang lahan Abah itu tertanam 17 baris pohon kelapa sawit. Setiap baris sekitar 24 pohon kelapa sawit,” Risa merinci.

Lantaran buah kelapa sawit sudah banyak yang matang dan tak kunjung dipanen, ditambah lagi duit di rumah sudah cekak, Risa coba membikin inisiatif sendiri untuk mendapatkan duit; memberanikan diri memanen sawit itu. 

“Sejak Abah sakit, duit untuk kebutuhan keluarga sudah enggak ada lagi. Mau tak mau saya dan emaklah yang ke kebun, saya mendodos, emak mengangkut hasil panen. Kalau abang saya yang nomor dua, Salim, tak sibuk mengurusi kebunnya, dia sempatkan juga membantu,” katanya.

Risa mengaku tak malu kalau teman-temannya menengok dia pulang dari kebun memanggul dodos. "Kalau saya tak bantu orang tua mengurus kebun, siapa lagi yang urus. Kasihan melihat orang tua yang sudah sakit masih bekerja juga. Saya tidak malu dan saya pikir kenapa harus malu," sederhana jawaban perempuan ini.


Selengkapnya baca di Elaeis Magazine edisi September 2022. Untuk pemesanan silahkan hubungi: 082286742091-081268378797 

Komentar Via Facebook :