Sampit, elaeis.co – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Halikinnor, menegaskan bahwa peningkatan permintaan terhadap minyak nabati global harus dijawab dengan strategi cerdas. Indonesia sebagai salah satu raksasa produsen minyak sawit dunia, harus mampu meningkatkan produktivitas tanpa merusak lingkungan dan membuka lahan baru.

Menurutnya, di tengah tuntutan pasar internasional yang terus meningkat, Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan ekspansi lahan. Hal ini bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menyangkut komitmen jangka panjang terhadap pembangunan berkelanjutan dan reputasi industri sawit Indonesia di mata dunia. “Kita harus fokus pada intensifikasi berkelanjutan,” katanya dalam pernyataannya dikutip Senin (23/6).

Selain intensifikasi, penguatan dari sektor hulu ke hilir sawit perlu terus didorong, termasuk pendampingan teknis kepada petani, peremajaan tanaman sawit, hingga pembenahan tata kelola. “Peningkatan produktivitas harus dilakukan dengan memperbaiki teknik budidaya, penggunaan benih unggul, dan pengelolaan hama penyakit yang lebih baik,” sebutnya.

“Era buka lahan besar-besaran sudah lewat. Sekarang saatnya kita perkuat kualitas, bukan kuantitas lahan,” tambahnya.

Menurutnya, Kotim dapat menjadi contoh kabupaten yang menerapkan model intensifikasi sawit yang berkelanjutan, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun ekologis. 

“Kotim dapat menjadi percontohan nasional dalam penerapan model intensifikasi sawit yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan berpihak kepada kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan langkah ini, saya yakin Kotim akan tetap relevan dalam peta industri sawit global, sekaligus menjaga komitmen terhadap perlindungan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani,” tukasnya.