Berita / Nasional /
SETARA Institute Rilis Daftar Perusahaan Paling Pro-HAM 2025, Didominasi Sawit dan Tambang
Jakarta, elaeis.co - SETARA Institute merilis daftar perusahaan paling pro-HAM tahun 2025, dan hasilnya cukup bikin kening berkerut sekaligus penasaran.
Sektor sawit dan tambang, dua industri yang sering digempur kritik soal lingkungan, konflik lahan, dan dampak sosial justru muncul sebagai kelompok perusahaan yang paling progresif dalam menjalankan praktik bisnis ramah HAM.
Daftar ini diumumkan lewat malam apresiasi Anugerah Bisnis dan Hak Asasi Manusia (BHAM) 2025 yang berlangsung di Hotel Pullman, Jakarta.
Acara tersebut dihelat bersama Yayasan Taruma Negara dan menghadirkan jajaran perusahaan yang dinilai memenuhi standar tinggi dalam penerapan prinsip bisnis dan HAM.
Total ada 13 perusahaan penerima penghargaan, terdiri dari 8 perusahaan sawit dan 5 perusahaan tambang.
Ketua Badan Pengurus SETARA Institute, Ismail Hasani, mengatakan penilaian didasarkan pada riset Responsible Business Conduct (RBC) Benchmark, yakni pemetaan menyeluruh untuk menilai penerapan prinsip HAM dalam operasional perusahaan, termasuk standar UN Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs), ESG, dan praktik keberlanjutan yang lebih luas.
“Ini pertama kalinya riset kami fokus kepada sektor kelapa sawit dan pertambangan, terutama perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),” kata Ismail.
Menurutnya, data yang dikumpulkan bukan hanya formalitas, tetapi menjadi gambaran nyata bagaimana perusahaan bergerak menuju praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab.
Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, menegaskan bahwa Anugerah BHAM bukan sekadar ajang seremonial. Penghargaan ini lahir dari riset mendalam dan menjadi bagian dari dorongan agar pelaku usaha semakin serius dalam memastikan operasional mereka tidak mengorbankan hak asasi manusia.
“Kami menyebutnya Responsible Business Conduct Benchmarking. Kita benar-benar meneliti bagaimana entitas bisnis menjalankan praktik yang bertanggung jawab,” ujarnya. Halili menekankan bahwa lembaganya ingin perusahaan menyesuaikan diri bukan hanya pada hukum nasional, tapi juga standar internasional yang semakin ketat.
Peneliti SETARA Institute, Nabhan Aiqani, memaparkan alasan riset ini berfokus pada sawit dan tambang. Selain kontribusinya besar bagi ekonomi, dua sektor ini juga punya risiko sosial dan lingkungan yang tinggi. Itu sebabnya, dorongan beyond compliance lebih dari sekadar patuh aturan dan menjadi krusial.
“Kami menargetkan 8 perusahaan sawit dan 18 perusahaan tambang untuk riset ini. Selain itu ada 21 perusahaan sawit yang sedang IPO serta beroperasi strategis di Indonesia, namun tercatat di bursa luar negeri,” jelas Nabhan.
Daftar Penerima Penghargaan pro-HAM 2025
Perkebunan Kelapa Sawit:
PTPN III (Persero) — Skor 61,6 | Rating B
PT Eagle High Plantations Tbk — Skor 67,6 | Rating B
PT Astra Agro Lestari Tbk — Skor 69 | Rating B
PT Dharma Satya Nusantara Tbk — Skor 69 | Rating B
Wilmar International Limited — Skor 69 | Rating B
PT London Sumatra Indonesia Tbk — Skor 72 | Rating BB
First Resources Limited — Skor 82 | Rating BBB
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk — Skor 84 | Rating BBB
Pertambangan:
PT Kaltim Prima Coal — Skor 62 | Rating B
PT Vale Indonesia Tbk — Skor 62 | Rating B
PT Merdeka Copper Gold Tbk — Skor 63 | Rating B
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel) — Skor 65 | Rating B
PT BUMI Resources Tbk — Skor 73 | Rating BB







Komentar Via Facebook :